Hasil Studi SurveyMETER Sangat Cocok dengan Kenyataan di Kota Solo
Saturday,04/02/2017Surakarta
Ketua harian Komda Lansia Kota Surakarta, Icwan Dardiri, mengatakan paparan sosialisasi hasil studi SurveyMETER tentang Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia (KRL) atau Age Friendly Cities tahun 2013 sangat cocok dengan kenyataan di kotanya.
“Kalau dari 8 dimensi iatu masih ada yang merah menurut saya harusnya merah banget. Saya melihat belum ada tekad dari OPD. Baru proses ke sana,” jelas Icwan.
Paparan hasil studi berjudul “Mewujudkan Masyarakat Ramah Lanjut Usia” disampaikan pembina yang juga pendiri SurveyMETER, Bondan Sikoki MA. Bondan yang juga bertindak sebagai peneliti senior dalam studi. Bondan memaparkan muasal dan dorongan studi. Menurutnya studi ini didorong oleh chek list 8 dimensi kota ramah lanjut usia yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO). Chek list itu menjadi pegangan negara lain dalam mewujudkan kota ramah lanjut usia seperti Jepang dan Korea. “Kita harus belajar dari masalah kependudukan dari Jepang dan Korea yang justru kekurangan tenaga care giver lanjut usia tetapi berhasil dalam mewujudkan kota ramah lansia,” paparnya.
Indonesia, papar Bondan, merupakan negara keempat dengan penduduk dan populasi lansia terbesar. “Di bidang kependudukan, tahun 70-an kita sebenarnya berhasil menurunkan vertilitas tapi sekarang mengalami kenaikan lagi. Di sisi lain kita juga harus memperhatikan lansia karena pertumbuhannya lebih cepat dari pertumbuhan usia produktif. Kita selalu bilang bonus demografi yaitu ketika usia produktif menanggung usia non produktif. Tetapi tak akan seperti itu kalau pertumbuhan usia produktifnya lebih besar dan usia lansia juga dipersiapkan masih tetap produktif,” terang Bondan.
Menurut Bondan, meski belum dinyatakan sebagai negara yang memilik lansia yang besar, Indonesia tetap memiliki pertumbuhan yang pesat. Ini yang harus sadari bagaimana menjadikan lansia yang produktif. “Caranya bagaimana menciptakan kota dan lingkungan yang kondusif berdasar dari 8 dimensi koata ramah lanjut usia. Jadi PR Kota Surakarta adalah menghijaukan dimensi dan indikator yang masih merah, orange, atau kuning,” tambah Bondan.
Sementara Kepala Dinas PPKB, Ariani Indriastuti SH, menyampaikan paparan dan rekomendasi hasil studi ini akan membantu Dinas PPKB dan Pemkot Surakarta dalam pengambilan kebijakan terkait bidang kelanjutusiaan kedepan.
Kegiatan sosialisasi digelar di Ruang Pertemuan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Gedung Balai Tawang Praja Lt.3, Balaikota Kota Surakarta pada Kamis (2/02/2017).
Paparan sosialisasi diikuti oleh pejabat terkait dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) sebagai tuan rumah, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Bappeda, Komda Lansia, Tim Penggerak PKK, dan Koordinator PLKB dari 5 kecamatan se-Kota Surakarta. (JF)