Indonesia Longitudinal Aging Survey (ILAS) 2023
Penuaan penduduk merupakan megatren yang mengubah bentuk dan menyusun kembali ekonomi dan masyarakat di Asia dan Pasifik. Populasi yang berusia 60 tahun ke atas di kawasan ini diperkirakan akan berlipat ganda dari 567,7 juta jiwa pada tahun 2022 menjadi 1,2 miliar jiwa pada tahun 2050, terhitung untuk seperempat dari populasi kawasan ini.
Tanggal
15 Mei 2024
Kata Kunci
Aging in Asia
Lokasi
Tipe
Laporan Penelitian
Penulis
Asian Development Bank
Share Artikel:
AGING WELL IN ASIA
Highlight:
Kesejahteraan Lansia Asia yang Diutamakan
Negara-negara berkembang di Asia mengalami penuaan dengan cepat, dan laju penuaan juga meningkat di beberapa negara. Umur panjang yang lebih besar adalah sebuah pencapaian pembangunan sosio-ekonomi jangka panjang di kawasan Asia dan Pasifik, namun hal ini juga menimbulkan tantangan-tangan baru. Sementara penduduk lanjut usia, yaitu mereka yang berusia 60 tahun ke atas, berjumlah 13,5% dari populasi wilayah tersebut pada tahun 2022, angka tersebut diperkirakan akan meningkat hampir dua kali lipat menjadi 25,2% pada tahun 2050. Meskipun penuaan sudah lebih maju di beberapa negara, negara-negara maju, bahkan negara-negara yang relatif lebih muda pun menghadapi transisi demografi yang cepat. Hal yang belum pernah terjadi sebelumnya kecepatan penuaan populasi di Asia dan Pasifik sangat menonjol, dan permulaannya terjadi pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah dibandingkan ketika negara-negara maju menghadapi perubahan ini. Kecepatan perubahan dalam perekonomian seperti Republik Korea (ROK) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) bahkan melampaui proyeksi sebelumnya karena angka kelahiran jatuh. Kekhawatiran di kawasan ini adalah risiko bahwa masyarakat akan menjadi tua sebelum mereka mampu mengumpulkan dana dalam jumlah yang cukup sumber daya yang cukup untuk mendukung populasi lanjut usia mereka.
Kemiskinan absolut pada kelompok lanjut usia telah menurun, namun kemiskinan relatif masih cukup besar. Tersedia Data dari 22 negara di negara-negara berkembang di Asia menunjukkan bahwa terdapat angka kemiskinan ekstrim di antara negara-negara tersebut berusia 65+ tahun menurun dari 13,1% pada tahun 2010–2015 menjadi 3,2% pada tahun 2016–2022. Peningkatan ini mencerminkan penurunan kemiskinan di semua kelompok umur di wilayah tersebut. Namun, di banyak perekonomian regional, tingkat kemiskinan relative untuk orang lanjut usia melebihi jumlah seluruh penduduk. Selain itu, data kemiskinan konvensional mungkin tidak dapat menangkap data tersebut beberapa kompleksitas kemiskinan bagi penduduk lanjut usia, seperti ketidakberuntungan dalam alokasi sumber daya di dalamnya rumah tangga. Penuaan populasi dapat memperburuk ketimpangan dengan memperlebar kesenjangan pendapatan antar penduduk lanjut usia dan antara mereka dan orang-orang muda.
Demikian di antara highlight laporan hasil studi dari The Asian Development Bank (ADB) terkait penuaan penduduk di beberapa negara di Asia. Di Indonesia studi dilaksanakan oleh SurveyMETER pada akhir 2022 hingga awal 2023 dengan nama Indonesia Longitudinal Aging Survey (ILAS) atau Survei Longitudinal Aging Indonesia (SLAI). Laporan selangkapnya dapat diunduh di tautan berikut:
Indonesia Longitudinal Aging Survey (ILAS) 2023
Penuaan penduduk merupakan megatren yang mengubah bentuk dan menyusun kembali ekonomi dan masyarakat di Asia dan Pasifik. Populasi yang berusia 60 tahun ke atas di kawasan ini diperkirakan akan berlipat ganda dari 567,7 juta jiwa pada tahun 2022 menjadi 1,2 miliar jiwa pada tahun 2050, terhitung untuk seperempat dari populasi kawasan ini.
Tanggal
06 September 2023
Kata Kunci
pendampingan lansia, layanan lansia di komunitas
Lokasi
Yogyakarta
Tipe
Berita
Penulis
SurveyMETER, Yayasan Karinakas
Share Artikel:
Laporan Studi Kesehatan dan Layanan Lanjut Usia di DIY
SurveyMETER mendukung Yayasan Karinakas dalam melakukan studi dengan metode kuantitatif-kualitatif yang melibatkan penduduk setempat untuk pendataan situasi dan kondisi penduduk lanjut usia. Studi ini dilakukan di dua desa pilot Program Pendampingan Lansia, Desa Karangasem Kabupaten Gunung Kidul dan Desa Girikerto Kabupaten Sleman, pada Agustus sampai Desember 2022. Penduduk lanjut usia yang didata terdiri dari 1.294 perempuan dan 1.078 laki-laki, dengan komposisi dominan ada di usia 60-69 tahun.
Sebagian besar penduduk lanjut usia tinggal bersama anggota keluarganya, meski ada 222 penduduk lanjut usia yang tinggal sendiri. Proporsi pendapatan rumah tangga lanjut usia pun cukup memprihatinkan, 48,3% diantaranya mempunyai pendapatan rata-rata kurang dari 1 juta rupiah per bulan. Artinya, 42 dari 100 rumah tangga lanjut usia mengaku membutuhkan program bantuan sosial dan ekonomi, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan lain-lain.
Kondisi perekonomian rumah tangga ini berkelindan dengan tingkat ketergantungan yang membuat lanjut usia kian rentan. Di kedua desa pilot, satu dari tiga belas lanjut usia membutuhkan perawatan jangka panjang (PJP), seiring kemerosotan fisik yang mensyaratkan bantuan mobilitas, terapi, kontak sosial, dan kebutuhan sehari-hari. Namun, studi ini memaparkan kondisi sebaliknya, sebagian besar pemberi rawat belum membekali diri dengan perawatan jangka panjang lanjut usia. Semisal, sebagian besar anggota keluarga masih kesulitan berkomunikasi dengan lanjut usia yang mempunyai masalah komunikasi/kognitif. Selain itu, meski satu dari lima lanjut usia membutuhkan bantuan untuk mandi, makan, berpakaian sampai ke toilet, pemberi rawat justru belum mempunyai keterampilan mumpuni untuk ini. Ditambah lagi, jumlah lanjut usia mendapat layanan kunjungan rumah juga masih sangat memprihatinkan. Di Desa Girikerto, hanya ada tiga dari 1.252 lanjut usia menerima layanan kunjungan-rumah. Sementara di Desa Karangasem, dari 1.117 lanjut usia, tidak satupun menerima layanan serupa. Oleh sebab itu, studi ini merekomendasikan satu layanan terintegrasi untuk perawatan jangka panjang bagi lanjut usia yang secara sosial ekonomi rentan dan tergantung.
SurveyMETER sebagai pelaksana teknis studi yang bertanggung jawab dalam melakukan pengumpulan data dan menyusun laporan analisis terkait hasil temuan studi. Berikut tautan untuk mengunduh laporan studi ini.
Laporan Analisis_Studi Lansia_Karinakas_final_r.pdf
Tanggal
19 Oktober 2023
Kata Kunci
Perempuan Pengusaha Lansia di Pedesaaan
Lokasi
Tipe
Laporan Penelitian
Penulis
Ni Wayan Suriastini (SurveyMETER), Eva AJ Sabdono (Yayasan Emong Lansia), Fita Herawati (SurveyMETER), Ernis Asanti (SurveyMETER), Titis Putri Ambarwati (SurveyMETER)
Share Artikel:
Mengkaji Pekerjaan Layak di Indonesia: Pengalaman Perempuan Lansia Pengusaha di Pedesaan di Jawa Tengah
(Examining decent work in Indonesia: Experiences of older rural women entrepreneurs in Central Java)
Alasan paling umum kenapa perempuan lansia terus bekerja adalah motivasi untuk tetap hemat dan mandiri. Pilihan mereka terhadap bisnis tertentu berkaitan dengan keterampilan yang dimiliki. Perempuan lansia pengusaha di daerah pedesaan paling banyak di sektor perdagangan, terutama toko kelontong dan jualan sayuran, buah-buahan, atau daging (pedagang eceran).
Sebagian besar dari mereka menjalankan bisnis di rumah dengan jam kerja yang banyak (>40 jam) dan berpenghasilan rendah (≤Rp 1.500.000 per bulan atau ≤100 USD). Sebagian besar melaporkan menggunakan tabungan mereka untuk memulai bisnis dan tidak mengambil pinjaman selama 12 bulan terakhir karena mereka takut tidak mampu membayarnya kembali.
Aspek ekonomi (keterbatasan permintaan pasar, persaingan, mahalnya bahan baku, biaya operasional) serta hambatan terkait operasional bisnis (banyak terlilit hutang pelanggan dan penurunan kesehatan dan kondisi fisik) juga ditemukan hambatan umum dalam menjalankan bisnis.
Dibandingkan dengan perempuan tertua (70 tahun atau lebih), perempuan termuda (60 - 69 tahun) ditemukan lebih cenderung mengambil risiko saat menjalankan bisnis mereka dan dengan demikian lebih rentan terhadap kondisi buruk yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Di dua kelompok usia perempuan lansia tersebut, ditemukan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi berhubungan positif dengan jam kerja yang layak dan pendapatan yang lebih tinggi.
Dukungan dari orang-orang terdekat juga terbukti memberikan dampak positif terhadap pekerjaan layak bagi perempuan lansia pengusaha di pedesaan. Ada kemungkinan lebih besar untuk memiliki pendapatan yang lebih tinggi apabila mereka tinggal dengan lebih banyak anggota rumah tangga; menggunakan jalan yang aman dan dalam kondisi baik; dan memiliki lingkungan yang sehat untuk perusahaan mereka.
Beberapa faktor signifikan terkait dengan aspek pekerjaan yang layak untuk perempuan lansia seperti tidak bekerja dengan jam kerja berlebihan; tidak berisiko terpapar gangguan pernafasan karena penggunaan tungku kayu bakar; tidak memiliki kegiatan usaha yang memberatkan secara fisik; menggunakan alat pelindung; dan memiliki tabungan.
Selengkapnya kunjungi dan unduh laporan studi tersebut melalui situs HelpAge International berikut:
https://www.helpage.org/news/addressing-barriers-to-decent-work-in-indonesia/
atau melalui tautan berikut, unduh.
Tanggal
05 September 2023
Kata Kunci
Studi Anak Stunting-Kerdil, Penanganan Stunting, 8 aksi konvergensi
Lokasi
SurveyMETER
Tipe
Berita
Penulis
Ni Wayan Suriastini, Endra Dwi Mulyanto, Hendy Puspitha Prismasari, Danang Prasetya, Cici Permata Rusadi
Share Artikel:
Laporan Studi Dukungan Keluarga dengan Anak Usia 0-36 Bulan Tahun 2022
Tahun 2019, dalam upaya penanganan stunting Pemerintah Indonesia meluncurkan strategi percepatan penurunan stunting dengan 8 aksi konvergensi yakni analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, perwali/perbup tentang peran desa/kelurahan, pembinaan KPM, sistem manajemen data, pengukuran & publikasi stunting, dan reviu kinerja tahunan. Dengan delapan aksi tersebut menjelaskan bahwa ada tiga pilar Stranas Stunting yang akan diperkuat dengan aksi konvergensi yaitu Pusat, Daerah, dan Desa/Kelurahan. Pada tahun 2021 pemerintah menetapkan 360 Kabupaten/Kota sebagai lokus intervensi.
Di sisi lain Bank Dunia, sejak tahun 2017, telah mendukung Pemerintah Indonesia dalam merancang dan mengimplementasikan kebijakan dan program gizi melalui dukungan untuk memperkuat respon multisektoral terhadap layanan dan Analisis Penasihat Program Gizi (Nutrition PASA). PASA bertujuan untuk menginformasikan kebijakan dan program dalam merespon masalah gizi dan memperkuat kapasitas pemerintah Indonesia untuk mengatasi kekurangan gizi melalui pendekatan multisektoral. PASA memberikan bantuan teknis lintas sektoral dan analisis yang kuat sebagai upaya bagi pemerintah Indonesia untuk mencegah dan mengurangi stunting.
Sejak diluncurkan, PASA telah mendukung Pemerintah Indonesia dalam penyusunan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (Stranas Stunting) menggunakan pendekatan konvergensi multisektoral untuk mencegah stunting dan mempercepat pengurangan stunting secara nasional. Stranas Stunting melibatkan berbagai Kementerian dan hampir US$4 miliar per tahun investasi dalam negeri Pemerintah Indonesia untuk intervensi khusus gizi.
Berdasarkan data Monitoring Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi menunjukkan, tahun 2020 prevalensi stunting nasional mencapai 10,9 persen dan kasus di Provinsi Jawa Tengah 13,1 persen. Sedangkan, tahun 2021 persentase nasional 9,5 persen dan Provinsi Jawa Tengah 9,5 persen, kemudian di tahun 2022 kasus stunting nasional turun menjadi 8,4 persen dan Provinsi Jawa Tengah 9,4 persen (Kemendagri RI, 2021). Jadi dapat dikatakan bahwa prevalensi stunting Provinsi Jawa Tengah berada di atas rerata nasional.
Beberapa inisiasi telah dilakukan oleh beberapa kementerian lembaga terkait pentingnya pola asuh untuk menurunkan stunting dan mendukung masa keemasan anak. Beberapa program kegiatan yang saat ini ada di Indonesia yang berhubungan dengan program dukungan pada keluarga dengan anak usia 0-36 bulan yang dilakukan oleh beberapa kementerian, yakni: (1) kementerian kesehatan dengan program posyandu balita, kelas ibu dan anak; (2) BKKBN dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT); (3) Kementerian Sosial dengan Program PKH Ibu Hamil dan anak usia dini; (4) Kementerian Pendidikan dengan program Taman Penitipan Anak (TPA).
Bank Dunia (World Bank) bersama dengan SurveyMETER melakukan studi Dukungan Keluarga dengan Anak Usia 0-36 bulan yang dilakukan di Provinsi Jawa Tengah, berada di dua (2) Kabupaten (Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Tegal) dan tersebar di sepuluh (10) desa. Kegiatan ini dilakukan dari pertengahan Oktober 2022 sampai pertengahan November 2022.
Studi ini untuk mengetahui gambaran singkat terkait pola asuh dan stunting, ketersediaan jenis layanan program dukungan keluarga dengan anak usia 0-36 bulan dan bentuk dukungan dari desa, dimana hal ini untuk menjawab tiga (3) pertanyaan penelitian, yakni:
1. Apa saja faktor pendukung dan hambatan implementasi dan efektivitas intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif untuk anak usia 0-3 tahun di Indonesia?
2. Faktor interpersonal dan sistem apa yang mempengaruhi pemberian intervensi perkembangan anak usia 0-3 tahun di Indonesia?
3. Bagaimana orang tua dan pekerja pemberi pelayanan menggambarkan pengalaman mereka dalam peran masing-masing dalam sistem perkembangan anak usia dini dari intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif?
SurveyMETER sebagai pelaksana yang bertanggung jawab dalam melakukan pengumpulan data dan analisis dasar. Analisis dalam studi ini lebih difokuskan untuk layanan: posyandu balita, kelas ibu hamil, kelas ibu balita, Program Keluarga Harapan (PKH), Bina keluarga Balita (BKB) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK), serta layanan lain terkait gizi.
Laporan studi ini menyuguhkan hasil analisis dasar dan beberapa temuan studi. Berikut tautan untuk mengunduh laporan studi ini.
Tanggal
17 Oktober 2022
Kata Kunci
Adminduk, Penguatan Adminduk dan Statistik Hayati (PASH)
Lokasi
Indonesia
Tipe
Laporan Penelitian
Penulis
Marsha Habib
Share Artikel:
Lembar Fakta – Warga Terlihat, Tercatat, dan Terlayani; Pembelajaran dari Upaya Mendukung Penguatan Layanan yang Inklusif dan Akuntabel
Pada 2021 SurveyMETER bekerja sama dengan Puskapa UI atas dukungan KOMPAK, Australian Government dan Kementerian PPN/Bappenas kembali melaksanakan studi pendokumentasian capaian program Penguatan Adminduk dan Statistik Hayati (PASH).
Sepanjang 2015-2021 program PASH mendukung upaya pemerintah untuk mengatasi berbagai rintangan yang dialami pemerintah daerah dan warga serta membantu percepatan cakupan dokumen indentitas hukum yang merupakan haknya di beberapa wilayah. Sejak 2019 SurveyMETER melaksanakan studi terkait program PASH tersbut.
Berikut tautan Lembar Fakta hasil studi PASH 2021 yang disusun Puskapa—yang merupakan sintesis dari dokumentasi pelaksanaan dan hasil-hasil program flagship PASH yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang utuh tentang perjalanan, hasil, dan pembelajaran program sejak studi awal pada tahun 2015, perancangan program pada tahun 2016, sampai implementasi bertahap sejak tahun 2016 hingga Desember 2021.
Tanggal
11 April 2022
Kata Kunci
Ekonomi Digital, Usaha Ultra-Mikro
Lokasi
SurveyMETER
Tipe
Laporan Penelitian
Penulis
Women’s World Banking
Share Artikel:
Laporan: Ketahanan Ekonomi dan Adopsi Digital di kalangan Pengusaha Ultra-Mikro di Indonesia
Pada Agustus sampai September 2021 SurveyMETER atas kerja sama dari Women’s World Banking melakukan Studi Ketahanan Ekonomi dan Adopsi Digital Pada Pelaku Ultra Mikro di Indonesia. Studi dilakukan dengan metode phone survey.
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan mewawancarai pengusaha ultra mikro yang mendapatkan pinjaman ultra mikro serta yang tidak mendapatkan pinjaman.
Penelitian memotret dari bagaimana kekuatan platform digital membantu pelaku usaha ultra mikro yang telah menjadi mata pencaharian umumnya perempuan hingga bagaimana dampak pandemi COVID-19 terhadap usaha mereka.
Laporan penelitian tersebut sudah dipublikasikan oleh Women’s World Banking. Untuk mengunduh laporan tersebut, klik tautan berikut:
Tanggal
09 Januari 2021
Kata Kunci
Mengukur Kualitas Layanan Pendidikan Kementerian Agama
Lokasi
SurveyMETER
Tipe
Laporan Penelitian
Penulis
Share Artikel:
Mengukur Kualitas Layanan Pendidikan Kementerian Agama
Tahun 2019 SurveyMETER atas kepercayaan dari dari World Bank dan MoRA melaksanakan Survei Indikator Pelayanan Pendidikan (SIPP) Indonesia. Survei ini terlaksana kerja sama Pemerintah Indonesia deng World Bank. Dalam versi Inggris studi ini dinama dengan Service Delivery indicators (SDI) Survey.
Survei mengunjungi 350 sekolah dasar dan mengumpulkan data dari 1.838 guru dan 3.368 siswa Kelas 4 untuk menilai kualitas layanan pendidikan di sekolah melalui sampel yang mewakili secara nasional pada sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Agama dan melalui sampel yang lebih kecil pada sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Survei menemukan bahwa rata-rata siswa mengalami ketertinggalan pelajaran 1,5 tahun di bawah tingkat pembelajaran yang diharapkan untuk siswa kelas 4, yang mana hal ini menunjukkan adanya krisis pembelajaran. Tingkat pembelajaran yang rendah ini terkait dengan tingkat ketidakhadiran guru yang tinggi, ketersediaan buku pelajaran yang rendah, dan penguasaan mata pelajaran dan keterampilan pedagogi guru yang rendah namun disertai dengan tingkat kepuasan siswa yang tinggi. Survei menemukan tingkat pembelajaran yang lebih tinggi pada siswa yang pernah mengikuti pendidikan anak usia dini, siswa yang sudah sarapan pada hari penilaian, serta pada siswa perempuan. Hasil survei menawarkan beberapa rekomendasi untuk mengatasi tantangan ini, dengan mengambil sampel dari sekolah-sekolah yang memiliki tingkat pembelajaran siswa yang lebih tinggi.
Laporan survei versi Bahasa Indonesia diberikan sambutan oleh Menteri Agama RI H.E. Fachrul Razi, selengkapnya dapat diunduh di tautan berikut:
https://thedocs.worldbank.org/en/doc/769141606810291732-0070022020/original/IDINASDIPresentation.pdf
Tanggal
27 Juli 2020
Kata Kunci
kesejahteraan sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, budaya, demografi
Lokasi
Indonesia
Tipe
Laporan Penelitian
Penulis
Tim WVS Fase 7 Indonesia
Share Artikel:
Survei Nilai-nilai Dunia Fase 7 di Indonesia
The World Values Survey dirancang untuk menguji hipotesis bahwa perubahan ekonomi dan teknologi mengubah nilai-nilai dasar dan motivasi dari masyarakat masyarakat industri.
Jaringan WVS telah menghasilkan lebih dari 300 publikasi dalam 20 bahasa dan pengguna sekunder telah menghasilkan beberapa ribu publikasi tambahan. Database WVS telah dipublikasikan di internet dengan akses gratis, dengan tetap menjaga kerahasian sumber informasi dan dilakukan dengan menajamen dan perlindungan yang jelas terhadap seuruh komponen informan dalailm studi.
Secara umum studi ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor faktor yang memperngaruhi perubahan antar generasi dilihat dari faktor politik, kehidupan ekonomi, agama, peran gender, norma-norma keluarga dan norma-norma seksual.
Terdapat 13 tema dalam survei ini antara lain: Kesejahteraan sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, budaya dan demografi.
Data WVS dapat digunakan oleh semua kalangan dari peneliti sosial, akademisi, mahasiswa hingga pengambil kebijakan untuk mempertajam analisis. Sehingga kesimpulan yang diperoleh menjadi lebih lengkap serta rekomendasi yang dihasilkan dapat lebih holistik.
Data World Value Survey Indonesia wave 7 yang dikumpulkan oleh SurveyMETER dengan jumlah responden sebanyak 3.200, tersebar di 20 provinsi di Indonesia dapat diakses melalui tautan berikut: