Pemkab Kulon Progo Menyambut Baik Rekomendasi Studi Demensia

Jumat, 01/04/2016DI Yogyakarta

causes

Studi Demensia di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilakukan secara independen oleh SurveyMETER memasuki tahap diseminasi ke pemangku kepentingan di kabupaten/kota sampel. Diseminasi pertama berbentuk audiensi dilaksanakan kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Audiensi berlangsung hari Kamis (31/032016) kemarin di Gedung Kaca Komplek Pemkab Kulon Progo.

Wakil Bupati Kulon Progo, Drs H Sutedjo menerima tim peneliti yang beraudiensi. Pak Wabup didampingi oleh Wakil Direktur RSUD Wates (dr Johanes Witanto), Asisten Bupati Bidang Kesra (Lestaryono, M.Kes), perwakilan Dinas Kesehatan (Ari Tuti U, SKM), dan perwakilan dari Bagian Kesra Sekda Kulon Progo.

Audiensi diisi dengan presentasi hasil studi kemudian tanggapan, masukan, dan diskusi. Ketua tim peneliti, Dr Ni Wayan Suriastini MPhil, dan anggota peneliti, Teguh Yudo Wicaksono PhD, memaparkan hasil studi. Hasil studi secara umum memotret prevalensi demensia di Kabupaten Kulon Progo sudah 2 hingga 3 kali lipat dari angka prevalensi global. Kabupaten ini berperingkat tertinggi kedua setelah Kabupaten Gunungkidul. Pemkab Kulon Progo melalui Wakil Bupati dan peserta audiensi lainnya menanggapi hasil studi ini dengan baik.

audiensi kulonprogo

“Data hasil penelitian ini merupakan potret Kulon Progo dan Daerah Istimewa Yogyakarta umumnya yang harus diterima dan disikapi. Data ini menjadi masukan penting bagi Kulon Progo khususnya Dinas Kesehatan, SRUD dan Puskesmas se-Kulon Progo” tutur Pak Wabup Tedjo dalam tanggapannya setelah terlebih dulu menyampaikan terima kasih atas dilakukannya studi ini.

Pak Wabup Tedjo menyampaikan, sosialisasi penyakit demensia menjadi penting dan perlu dilaksanakan agar masyarakat dapat memahami dengan benar penyakit ini. Agar stigma negatif masyarkat yang menyebutkan penyakit pikun sebagai gejala alami bisa dirubah. “Harapan agar kaum lansia bisa menikmati panjang umurnya dengan sehat tanpa pikun ini bagian yang akan kami perjuangkan,” tukas Pak Wabup Tedjo.

Menurut Pak Wabub Tedjo, penelitian ini memantik untuk dilakukan berbagai kajian berikutnya. Terutama terkait beberapa fakta-fakta dan angka-angka hasil studi di Kulon Progo yang berbeda dengan kabupaten/kota lainnya. Namun demikian, Pemkab Kulon Progo setuju bahwa upaya pencegahan dini penyakit demensia sangat perlu untuk dilakukan. “SKPD teknis akan menyikapi ini. Puskesmas sebagai kepanjangan tangan dari dinas tidak harus menunggu bola tapi harus menjemput bola. Kunjungi masyarakat dengan menyosialisasikan hasil studi ini, kondisikan masyarkat agar mengetahui gejala demensia,” katanya seraya menekankan tuntutan dari kata “masyarakat” yang melekat di puskesmas.

Berhubung RAPBD 2016 sudah diketuk, maka rencana program kegiatan terkait rekomendasi studi akan direncanakan pada anggaran 2017, 2018 dan seterusnya. Tetapi yang paling mudah Dinas Kesehatan Kulon Progo akan segera menindaklanjuti rekomendasi studi ini dengan membuat liflet berisi sosialisasi dan kampanye gejala demensia. Dinkes akan menggunakan dana program sejenis pada anggaran 2016 yang belum teralokasikan. Materi sosialisasi akan menunggu masukan dari SurveyMETER dan Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI).

Di akhir acara Pak Wabup, peserta audiensi dan tim peneliti berfoto bersama. Pak Wagub dengan sigap memamerkan liflet kampanye “Jangan Maklum dengan Pikun, Kenali 10 Gejala Umum Demensia Alzheimer”. (JF)