Data IFLS-East dapat Dijadikan Acuan dalam Penerapan Program Pengentasan Kemiskinan di Indonesia Timur
Kamis, 12/06/2014Jakarta
Data IFLS-East sangat penting dijadikan salah satu acuan dalam penerapan program pengentasan kemiskinan khususnya di belahan timur Indonesia.
Demikian disampaikan Dr Bambang Widianto selaku Deputi Kesejahteraan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan Kantor Wakil Presiden RI yang juga Sekretaris Eksekutif TNP2K dalam pengantar acara launching data dan workshop "THE INDONESIAN FAMILY LIFE SURVEY-EAST 2012" Rabu (11/06/2014) kemarin, di Hotel Borobudur Jakarta Pusat. Bambang menekankan pentingnya data berbasis bukti untuk mengimplementasikan program yang berpihak pada masyarakat miskin. Ini, katanya, juga memotivasi peluncuran Kartu Bantuan Sosial (KPS) pada 2013.
"Semoga upaya ini dapat dilanjutkan oleh pemerintah berikutnya," kata Bambang, merujuk pada pemilihan presiden mendatang.
Sementara Direktur Eksekutif SurveyMETER, Dr Ni Wayan Suriastini mengampanyekan istimewanya data IFLS-East 2012 ini mengingat survei besar lain belum pernah ada yang menyentuh Indonesia Timur dengan bermacam alasan. Selain itu, menurut Suriastini, data IFLS telah dijadikan standar dari studi panel oleh berbagai kalangan.
Menutup pengantar workshop, Dr Neil McCulloch selaku Lead Country Economist dari Australia’s Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) menyampaiakan IFLS merupakan longitudinal survey terbaik di Indonesia, bahkan dunia. Ia berharap para peneliti, lembaga pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya akan menggunakan IFLS-EAST untuk mendorong pembangunan di Indonesia timur.
“Memiliki data yang akurat tentang Indonesia timur sangat penting untuk membuat kemajuan pembangunan, karena perkembangan di Indonesia timur masih tertinggal, akses ke fasilitas adalah yang terburuk.” demikian kata McCulloch.
Workshop dalam bentuk diskusi panel dibagi dalam dua sesi. Panel pertama dengan pemateri Bondan Sikoki (SurveyMETER), Jan Priebe (TNPK), dan Firman Witoelar (SurveyMETER). Pemateri panel kedua Neil McCulloch (DFAT), Elan Satriawan (TNP2K), dan Firman Witoelar (SurveyMETER). Ari Perdana (TNP2K) bertindak sebagai moderator pada dua penel tersebut. Dua sesi panel tersebut membahas data IFLS-East di antaranya dampak kesehatan, pendidikan, makanan, dan konflik dalam kemiskinan di kawasan Indonesia Timur. Termasuk juga diskusi mengenai proses pengumpulan data survei.
Sekitar 50 peserta dari berbagai lembaga mengikuti workshop tersebut. Di antaranya perwakilan dari Bappenas, World Bank, Knowledge Sector Initiative, Lembaga Demografi UI, TNP2K, PRSF, DFAT, dan banyak lagi.
Pengumpulan data IFLS-East atau Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia Timur (SAKERTIM) dilaksanakan oleh SurveyMETER pada Mei-November 2012. Kegiatan ini terwujud atas kerja sama SurveyMETER dan TNP2K dengan support The Australian Aids melalui DFAT. SurveMETER telah meluncurkan data IFLS-East ini pada Februari 2014 lalu di alamat http://surveymeter.org/research/3/iflseast. Sejak diluncurkan hingga bulan Juni ini puluhan orang telah mengunduh data. Mereka dari berbagai latar belakang, akademisi, peneliti, ataupun pemerhati pengetahuan secara umum, baik nasional maupun internasional. (JF)
Link berita kegiatan tersebut dalam Bahasa Inggris dapat dikases di: http://www.tnp2k.go.id/id/artikel/tnp2k-launches-iflseast-2012-its-first-for-eastern-indonesia/