Tanggal
05 September 2023
Kata Kunci
Studi Anak Stunting-Kerdil, Penanganan Stunting, 8 aksi konvergensi
Lokasi
SurveyMETER
Tipe
Berita
Penulis
Ni Wayan Suriastini, Endra Dwi Mulyanto, Hendy Puspitha Prismasari, Danang Prasetya, Cici Permata Rusadi
Share Artikel:
Laporan Studi Dukungan Keluarga dengan Anak Usia 0-36 Bulan Tahun 2022
Tahun 2019, dalam upaya penanganan stunting Pemerintah Indonesia meluncurkan strategi percepatan penurunan stunting dengan 8 aksi konvergensi yakni analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, perwali/perbup tentang peran desa/kelurahan, pembinaan KPM, sistem manajemen data, pengukuran & publikasi stunting, dan reviu kinerja tahunan. Dengan delapan aksi tersebut menjelaskan bahwa ada tiga pilar Stranas Stunting yang akan diperkuat dengan aksi konvergensi yaitu Pusat, Daerah, dan Desa/Kelurahan. Pada tahun 2021 pemerintah menetapkan 360 Kabupaten/Kota sebagai lokus intervensi.
Di sisi lain Bank Dunia, sejak tahun 2017, telah mendukung Pemerintah Indonesia dalam merancang dan mengimplementasikan kebijakan dan program gizi melalui dukungan untuk memperkuat respon multisektoral terhadap layanan dan Analisis Penasihat Program Gizi (Nutrition PASA). PASA bertujuan untuk menginformasikan kebijakan dan program dalam merespon masalah gizi dan memperkuat kapasitas pemerintah Indonesia untuk mengatasi kekurangan gizi melalui pendekatan multisektoral. PASA memberikan bantuan teknis lintas sektoral dan analisis yang kuat sebagai upaya bagi pemerintah Indonesia untuk mencegah dan mengurangi stunting.
Sejak diluncurkan, PASA telah mendukung Pemerintah Indonesia dalam penyusunan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (Stranas Stunting) menggunakan pendekatan konvergensi multisektoral untuk mencegah stunting dan mempercepat pengurangan stunting secara nasional. Stranas Stunting melibatkan berbagai Kementerian dan hampir US$4 miliar per tahun investasi dalam negeri Pemerintah Indonesia untuk intervensi khusus gizi.
Berdasarkan data Monitoring Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi menunjukkan, tahun 2020 prevalensi stunting nasional mencapai 10,9 persen dan kasus di Provinsi Jawa Tengah 13,1 persen. Sedangkan, tahun 2021 persentase nasional 9,5 persen dan Provinsi Jawa Tengah 9,5 persen, kemudian di tahun 2022 kasus stunting nasional turun menjadi 8,4 persen dan Provinsi Jawa Tengah 9,4 persen (Kemendagri RI, 2021). Jadi dapat dikatakan bahwa prevalensi stunting Provinsi Jawa Tengah berada di atas rerata nasional.
Beberapa inisiasi telah dilakukan oleh beberapa kementerian lembaga terkait pentingnya pola asuh untuk menurunkan stunting dan mendukung masa keemasan anak. Beberapa program kegiatan yang saat ini ada di Indonesia yang berhubungan dengan program dukungan pada keluarga dengan anak usia 0-36 bulan yang dilakukan oleh beberapa kementerian, yakni: (1) kementerian kesehatan dengan program posyandu balita, kelas ibu dan anak; (2) BKKBN dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT); (3) Kementerian Sosial dengan Program PKH Ibu Hamil dan anak usia dini; (4) Kementerian Pendidikan dengan program Taman Penitipan Anak (TPA).
Bank Dunia (World Bank) bersama dengan SurveyMETER melakukan studi Dukungan Keluarga dengan Anak Usia 0-36 bulan yang dilakukan di Provinsi Jawa Tengah, berada di dua (2) Kabupaten (Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Tegal) dan tersebar di sepuluh (10) desa. Kegiatan ini dilakukan dari pertengahan Oktober 2022 sampai pertengahan November 2022.
Studi ini untuk mengetahui gambaran singkat terkait pola asuh dan stunting, ketersediaan jenis layanan program dukungan keluarga dengan anak usia 0-36 bulan dan bentuk dukungan dari desa, dimana hal ini untuk menjawab tiga (3) pertanyaan penelitian, yakni:
1. Apa saja faktor pendukung dan hambatan implementasi dan efektivitas intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif untuk anak usia 0-3 tahun di Indonesia?
2. Faktor interpersonal dan sistem apa yang mempengaruhi pemberian intervensi perkembangan anak usia 0-3 tahun di Indonesia?
3. Bagaimana orang tua dan pekerja pemberi pelayanan menggambarkan pengalaman mereka dalam peran masing-masing dalam sistem perkembangan anak usia dini dari intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif?
SurveyMETER sebagai pelaksana yang bertanggung jawab dalam melakukan pengumpulan data dan analisis dasar. Analisis dalam studi ini lebih difokuskan untuk layanan: posyandu balita, kelas ibu hamil, kelas ibu balita, Program Keluarga Harapan (PKH), Bina keluarga Balita (BKB) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK), serta layanan lain terkait gizi.
Laporan studi ini menyuguhkan hasil analisis dasar dan beberapa temuan studi. Berikut tautan untuk mengunduh laporan studi ini.