Diseminasi Riset Annual Survey HIV AIDS 2013
Rabu, 09/10/2013SurveyMETER
Diseminasi ini dilaksanakan atas kerjasama USAID SUM2 Program, SurveyMETER bersama 12 CSO mitra kerja SUM2. Diseminasi ini terlaksana atas dorongan SurveyMETER kepada 12 CSO pada bulan-bulan terakhir menjelang rangkaian tugas pendampingan selama satu tahun selesai. SurveyMETER mendorong CSO untuk berani menyelenggarakan diseminasi dari hasil Semi Annual Survey (SAS) yang mereka lakukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan di wilayahnya. Peran SurveyMETER masih terkonsentrasi pada pendampingan CSO untuk bisa memilah, menganalisis, dan menyajikan data SAS yang akan dipaparkan dalam diseminasi.
Diseminasi ini digelar di tiga kota, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Malang. Selain berisi pemaparan data hasil SAS dari masing-masing CSO, diseminasi ini juga dilengkapi dengan paparan dari FHI SUM1 Program mengenai pengukuran cakupan kondom, kualitas cakupan, dan akses kondom di sejumlah hotzone WPS di masing-masing wilayah; Jakarta, Surabaya, dan Malang dengan menggunakan aplikasi GPS dan GIS. Juga paparan hasil penelitian dari SurveyMETER berupa kesimpulan global dari keseluruhan data SAS dari 12 CSO, mengenai Korelasi Program Intervensi dengan Pengetahuan dan Prilaku MARP. Secara umum pelaksanaan diseminasi di masing-masing kota ini cukup sukses karena
dimeriahkan oleh kahadiran stand board yang memamerkan materi dan produk kegiatan dari semua CSO dan SurveyMETER, yang masing-masing menyajikan kekhasan tersendiri sesuai objek dampingan dan isu yang dikerjakan.
Di Jakarta, pelaksanaan Diseminasi Riset Annual Survey HIV AIDS 2013 ini digagas oleh 6 CSO mitra SUM2 Program wilayah DKI Jakarta yaitu Yayasan Bandungwangi, Yayasan Inter Medika, Yayasan Srikandi Sejati, Yayasan Karisma, Yayasan Kusuma Buana, dan Lembaga Peduali AIDS (LPA) Karya Bhakti. Untuk kesuksesan acara, pihak SUM2 mengusulkan kepada CSO untuk menggandeng Forum LSM Peduli AIDS Jabodetabek sebagai panitia perancang dan manajer teknis kegiatan ini. Meski demikian, dalam pandangan 6 CSO, pelaksanaan kegiatan diseminasi di Jakarta ini tidak maksimal karena panitia tidak mampu mendatangkan lembaga, CSR perusahaan, dan para stakeholder utama di DKI Jakarta. Keenam CSO melihat ketidaksungguhan panitia dalam memaksimalkan waktu persiapan yang mencapai sebulan lebih tidak dimaksimalkan menjadi faktor penyebab tidak maksimalnya undangan yang hadir. Acara diseminasi digelar di Auditorium Adhiyana Wisma ANTARA Jakarta pada Selasa, 24 September 2013.
Di Surabaya, pelaksanaan diseminasi ini langsung digagas oleh 6 CSO pelaksana program SUM2 wilayah Jawa Timur yaitu Yayasan GENTA Surabaya, Yayasan ORBIT Surabaya, Yayasan GAYa Nusantara, Yayasan PERWAKOS Surabaya, Yayasan PARAMITRA Malang, dan Yayasan IGAMA Malang, dengan menggandeng Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Jawa Timur sebagai pengundang kegiatan. Acara digelar di Ballroom 2 Mercure Grand Mirama Surabaya pada 25 September 2013. Pelaksanaan kegiatan diseminasi di Surabaya ini relatif sukses karena selain berhasil menggandeng Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Timur sebagai pengundang, juga berhasil mendatangkan lembaga dan para stakeholder penanggulangan HIV AIDS di Jawa Timur sebagai sasaran kegiatan. Acara dibuka oleh Sekretaris KPA Jawa Timur, Dr Otto Bambang Wahyudi Ms, MM. Sementara acara inti pemaparan hasil riset yang dibagi dua sesi dipandu oleh moderator, Dr Dede Oetomo PhD, pakar Sosiologi Linguistik dari Universitas Airlangga Surabaya yang juga pembina Yayasan GAYa Nusantara.
Di Kota Malang, Yayasan PARAMITRA dan Yayasan IGAMA sebagai CSO mitra kerja SUM2 Program yang memiliki area pendampingan di wilyah Malang Raya, mengagendakan sendiri diseminasi khusus dengan sasaran peserta diseminasi lembaga dan stakeholder yang berada wilayah Malang Raya, meliputi Kabupaten dan Kota Malang, Kabupaten dan Kota Kediri, serta Kabupaten Pasuruan. Acaranya digelar di Ballroom Barat Regent’s Park Hotel Kota Malang pada 26 September 2013. Dengan ukuran bisa menghadirkan stakeholder utama dan berkompeten yaitu Wakil Walikota Malang, Drs. Sutiaji, desiminasi di Kota Malang ini dinilai sukses. Juga, tentunya, karena bisa menghadirkan perwakilan dari akademisi, SKPD terkait dari wilayah Malangraya.
Terdapat sekian poin rekomendasi yang mencuat dari kegiatan desiminasi di tiga kota tersebut, diantaranya; Peningkatkan program outreach pada komunitas beresiko untuk mendukung upaya peningkatan pengetahuan komprehensif dan perubahan perilaku karena upaya pendampingan dan penjangkauan tidak berbanding lurus dengan data yang diperoleh; Pengembangan strategi penjangkauan dan pendampingan untuk kelompok beresiko yang tertutup dalam mengakses informasi dan layanan kesehatan IMS, HIV dan AIDS; Perlunya terobosan baru serta pemanfaatan IT untuk mendukung program; Pentingnya dukungan untuk sustainability kepada Organisasi Masyarakat Sipil terkait program penanggulangan HIV AIDS untuk meminimalisir ketergantungan pendanaan pada founding luar negeri; Pentingnya peningkatan pemahaman kepada KD dan petugas layanan kesehatan mengenai persetujan ketika akan melakukan tes HIV sebagai salah satu bentuk perlakuan kode etik konseling; Pentingnya partisipasi masyarakat dalam membentuk kesepakatan lokal demi terciptanya lingkungan yang kondusif serta sebagai upaya monitoring WPS khususnya dalam hal kesehatan; Pemberian informasi pengetahuan perlu lebih fokus dan kuat misalnya dalam pengetahuan komprehensif dan negosiasi kondom; dan Menemukan dan mencobakan cara penjangkauan inovatif misalnya pemanfaatan media informasi lewat cell phone pada WPS dan Waria.[JF]