Studi Dampak Sosial Ekonomi Paska Bom Bali (EST-Bali) 2003-2005

Kamis, 09/09/2010

causes
Petugas Pewawancara saat melakukan editing di basecamp studi tahun 2005

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data untuk mengetahui dampak ekonomi dan sosial dari pembombam di Bali pada Oktober 2002. Untuk memahami bagaimana bom Bali mempengaruhi kesejahteraan individu dan rumah tangga di Bali. Studi ini juga merupakan survei longitudinal rumah tangga yang baseline studinya dilakukan pada awal 2003. Sampel pada putaran pertama adalah 92% dari 7.500 individu di lebih dari 2.000 rumah tangga yang hidup tahun 2000 yang menjadi bagian dari rumah tangga dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2002.

Studi ini dilakukan di semua kabupaten/ kota di Provinsi Bali: Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, Buleleng, Denpasar).

Survei ini menyediakan informasi yang unik mengenai bagaimana kehidupan orang Bali dipengaruhi oleh pemboman. Khususnya karena beberapa indikator kesejahteraan individu dan rumah tangga mereka diukur sebelum pengeboman itu, dan kita mengukur indikator-indikator yang sama bagi individu yang sama setelah pengeboman, kita bisa mencatat efek dari pengeboman. Selain itu, karena data memberikan informasi tentang seluruh rumah, kita dapat mengidentifikasi beberapa mekanisme yang dihadapi bahwa individu dan rumah tangga telah mengadopsi dalam menanggapi tragedi pemboman serta menentukan bagaimana dampak dari pengeboman ditanggung bersama dalam dan antara rumah tangga.

Setahun kemudian, pada awal tahun 2004, responden kembali dikunjungi dan diwawancarai di Putaran Kedua EST-Bali untuk melihat perubahan kesejahteraan dan perilaku dalam menghadapi tragedi Bom Bali ini dari waktu ke waktu. Putaran Kedua ini juga dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas program pemulihan Bali yang diprakarsai oleh pemerintah setelah pengeboman. Putaran Ketiga dilakukan pada bulan Februari 2005 dimana efek jangka panjang dari pemboman itu diselidiki. Selama tiga putaran studi ini SurveyMETER mampu mempertahankan 92% tingkat re-kontak responden. Pelacakan rumah tangga dan penggerak individu dilakukan tidak hanya di Bali tetapi juga hingga ke Jawa Timur. (JF)