Kota Yogyakarta Terdepan dalam Dimensi Partisipasi Sosial
Jumat, 14/06/2013Yogyakarta
Kota Yogyakarta terdepan dalam Dimensi Partisipasi Sosial dibanding dengan kota lain dan nasional dalam mewujudkan Kota Ramah Lanjut Usia 2030.
Demikian di antara hasil Studi Asesemen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 (di mana Kota Yogyakarta merupakan salah satu sampelnya) yang disampaikan SurveyMETER pada kesempatan diseminasi hasil studi tersebut Kamis (13/06/2013) kepada Pemerintah Kota Yogyakarta.
Seperti halnya di Payakumbuh dan Denpasar, kegiatan diseminasi di Kota Gudeg pun dikemas dalam acara Workshop terbatas dalam tema “Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah lanjut Usia 2030”. Workshop digelar di Ruang Pertemuan Kantor Walikota Yogyakarta Lantai 1. Hadir pada acara tersebut Dra. Maria Kanisia Pontjosiwi Warsikengsih (Asiten Adminitrasi Umum Sekda Kota Yogyakarta) yang berkenan menyampaikan sambutan tertulis Walikota Yogyakarta serta membuka acara dan perwakilan SKPD terkait seperti BAPEDDA, Dinas Kesehatan, dan beberapa SKPD lainnya. Hadir pula pengurus Komda Lansia Kota Yogyakarta, pengurus Komda Lansia Kecamatan-kecamatan se-Kota Yogyakarta, dan perwakilan dari Bank CIMB Niaga. Rangkaian acara diseminasi dimoderatori Edy Purwanto SP, MSc dengan materi diseminasi disampaikan oleh Bondan Sikoki MA (Pembina SurveyMETER) dan Dr Ir Ni Wayan Suriastini MPhil (Direktur Eksekutif SurveyMETER) mewakili lembaga SurveyMETER dan CAS UI sebagai pelaksana studi.
Sebagai pengantar acara, Suriastini mengemukakan bahwa saat ini Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki persentase jumlah lanjut usia yang paling tinggi di Indonesia. Hal ini dikarenakan keberhasiln dari program KB, kesehatan dan juga migrasi keluar yang sangat tinggi di DIY. Oleh karena itu Kota Yogyakarta menjadi salah satu kota yang ikut dinilai oleh peneliti SurveyMETER dan Center for Ageing Studies Universitas Indonesia (CAS UI) tentang kesesuaiannya memenuhi kreteria Kota Ramah Lanjut Usia WHO.
Hasil studi di Kota Yogyakarta memperlihakan tingkat kesuaian Kota Yogyakarta memenuhi kriteria kota ramah lanjut usia WHO cukup baik yaitu mencapai 48%. Lebih baik dibandingkan dengan keadaan umumnya di 14 kota Indonesia yang baru mencapai 43%. Dimensi Kota Ramah Lanjut Usia yang terdepan di Kota Yogyakarta adalah Partisipasi Sosial yang mencapai 64%, selanjutnya dimensi Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan 63%, dan dimensi Penghormatan dan Inklusi Sosial 58%. Ketiga dimensi ini juga leading dibandingkan dengan keadaan umumnya kota-kota lain di Indonesia. Dimensi Kota Ramah Lanjut Usia yang masih kurang di Kota Yogyakarta dan juga di Indonesia pada umumnya adalah Partisipasi Sipil dan Pekerjaan (19%), Perumahan (31%), Gedung dan Ruang Terbuka (40%), dan Transportasi (43%).
Seperti di Kota Sebelumnya, hasil studi ini menawarkan srategi menuju Kota Ramah Lanjut Usia 2030 mulai dengan membenahi indikator yang pencapaiannya rendah, yang tidak memerlukan banyak dana, dan melibatkan semua pemangku kepentingan. Suriastini menuturkan hasil studi ini kalau dibutuhkan akan mensuplai asesmen, data, rekomendasi yang diperlukan untuk perencanaan menuju Kota Ramah Lanjut Usia 2030. Namun diatas segalanya yang diperlukan adalah komitmen dari pemerintahan kota dan pemangku kepentingan lainnya untuk bisa menggapai Kota Yogyakarta menjadi Kota Ramah Lanjut Usia 2030.
Selanjutnya acara workshop terbatas ini diisi dengan tanggapan dari berbagai perwakilan SKPD. Beberapa perwakilan SKPD mengemukakan sangat berterimakasih dan terbantu sekali dengan adanya Studi Penilaian Kapasitas Kota Ramah Lanjut Usia ini. Sementara, Dra Suprantini, salah satu perwakilan BAPPEDA menuturkan bahwa BAPPEDA sudah mengagendakan beberapa program Kota Ramah Lanjut Usia dalam bidang pemberdayaan dan kesehatan lanjut usia pada APBD Kota Yogyakarta tahun 2013/2014. [JF]