Kota Makassar Rencanakan Program Kelanjutusiaan yang Merujuk 8 Dimensi Kota Ramah Lanjut Usia WHO
Jumat, 12/05/2017Makassar
Mulai tahun 2017 ini Pemerintah Kota Makassar merencanakan program kelanjutusiaan yang sesuai dengan 8 dimensi kota ramah lanjut usia yang disusun WHO. Hal tersebut diungkapkan, Kepala Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan Umum Bappeda Kota Makassar, Amri Kabar, dalam acara sosialisasi tim “Studi Komparasi Kemajuan Kota Ramah Lanjut Usia Kota Makassar” pada Selasa (2/05/2017) lalu di Ruang Rapat Bappeda Kota Makassar.
Selain Amri, hadir dalam acara tersebut 23 pejabat pemangku kebijakan dan kepentingan dari dari sejumlah SKPD/badan/kantor terkait yaitu Kesbangpol, Bidang Kesra, Bidang Sosbud, Dispora, Dinkes, BKKBN, Kominfo, Dinsos, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan.
Paparan sosialisasi tim studi SurveyMETER berjudul “Mewujudkan Komunitas Ramah Lanjut Usia” disampaikan oleh Sukamtiningsih MHum. Materi sosialisasi berisi paparan hasil Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dan dorongan untuk mewujudkan kota ramah lanjut usia tahun 2030.
Berdasar hasil studi 2013, Kamti menyebutkan dalam upaya mencapai kota ramah lanjut usia tahun 2030—yang mengacu 95 indikator penilaian dalam 8 dimensi kota ramah lanjut usia yang disusun WHO—Kota Makassar memiliki skor 27,7 dari kemungkinan skor 100. Jauh di skor nasional 42,9. Dengan capaian tersebut Makassar masih jauh dari kategori kota ramah lanjut usia dan cukup banyak tahapan pekerjaan rumah yang mesti dilakukan untuk mewujudkannya.
Menanggapi paparan tersebut, lebih jauh Amri menyebutkan sebenarnya Kota Makassar sudah melaksanakan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan program kesejahteraan lanjut usia namun belum mengetahui program yang dijalankan itu masuk dalam dimensi yang mana. “Tapi yang pasti sosialisasi ini berguna untuk SKPD bagaimana mendorong pelaksanaan dalam menuju kota ramah lansia secepatnya. Saya akan mempelajari hasil asesmen kota ramah lanjut usia 2013,” semangat Amri.
Tanggapan dari dinas dan lembaga lainnya, Dispora menyebutkan pada tahun sebelumnya program untuk lansia belum ada, baru tahun 2017 direncanakan akan memberikan program penghargaan kepada lanjut usia yang pernah berpretasi dalam olah raga. Dinas PU menyampaikan, dinasnya sudah memperbaiki trotoar salah satunya di pantai Losari yang bisa dinikmati oleh kelompok lansia dan difabel. BKKBN telah melaksanakan pelatihan kepada anggota keluarga yang mempunyai lansia bagaimana memberikan perawatan pada lansia. Pelatihan tersebut merupakan program dari provinsi.
Semantara Dinas Kesehatan menyampaikan sampai saat ini program terkait kelanjutusiaan yang sudah berjalan sejak 2016 adalah “home care dottoro'ta“. Pemkot Makassar menyediakan pelayanan kesehatan ke rumah secara gratis selama 24 jam. Layanan ini tidak lagi mengharuskan pasien datang dan mengantri di rumah sakit melainkan cukup menghubungi nomor 112 mobil dottoro’ta akan datang dengan paramedis lengkap dengan alat telemedicine, tele-EKG, tele-USG dan siap membantu mengatasi keluhan pasien di rumah. Namun program ini memang tidak khusus untuk pasien lanjut usia. Selain program tersebut Dinas Kesehatan mencanangkan program Lansia Care. Program tersebut merupakan layanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang digerakkan dan sudah disepakati oleh masyarakat di mana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Dinas Kesehatan juga mengonfirmasi bahwa sejumlah Posyandu Lansia (Lansia Care) sudah rutin mengadakan berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela, salah satunya senam lansia setiap bulan sekali.
Di luar program itu, mulai tahun 2017 Walikota Makassar menggalakan program lorong sehat untuk bisa menciptakan lingkungan sehat. Harapannya Lorong sehat yang ada disetiap kelurahan ditata sedemikian rapi, jalan diperhalus, rumah-rumah warga diharuskan menanam tanaman bunga, membuat ruang baca untuk anak-anak, menyediakan lorong khusus untuk yang merokok. Walikota juga menggalakan program bebas wilayah merokok. Dengan lingkungan sehat maka lansia yang tinggal dalam lorong juga menjadi sehat, begitu juga anak-anak bisa menikmati ruang baca dan bermain di lorong dengan aman.
Sementara Dinas Sosial mengonfirmasikan belum ada program khusus mengenai kota ramah lanjut usia. Program-program yang dilakukan sesuai dari program propinsi seperti melakukan memberikan bantuan santunan dan kebutuhan sehari-hari kepada lansia miskin, ambulan gratis dan kain kafan gratis jika mereka meninggal.
Tanggapan dari dinas/lembaga terkait saat sosialisasi tersebut menjadi data awal berharga dalam studi terutama untuk melihat kemajuan Kota Makassar dalam mewujudkan kota ramah lanjut usia dalam 4 tahun terakhir. Untuk melengkapi data selanjutnya tim studi melakukan wawancara dan observasi langsung ke SKPD terkait hingga pengumpulan data selasai pada 10 Mei 2017 kemarin. (SKN/JF)