Perlu Langkah Bersama Menuju Komunitas Ramah Lansia

Rabu,14/12/2016SurveyMETER

causes

SurveyMETER terus berupaya mendorong pentingnya mewujudkan komunitas dan kota ramah lanjut usia. Upaya berikut yang dilakukan adalah mendorong pemerintah melakukan rekomendasi 21 indikator utama untuk mewujudkan Komunitas Ramah Lansia. Semua indikator tersebut disusun berdasarkan hasil Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia tahun 2013.

Dua puluh satu indikator tersebut adalah Dimensi Gedung dan Ruang Terbuka (1] Terdapat Pelayanan pelanggan khusus bagi lansia, seperti tempat antrian terpisah dan tempat khusus lansia; 2] Adanya ruang terbuka hijau dengan tempat duduk jumlahnya memadai, terawat dengan baik dan aman; 3] Peraturan lalu lintas ditaati dengan pengendara memprioritaskan pejalan kaki; 4] Toilet umum bersih, terawat dengan baik mudah dijangkau dengan berbagai kemampuan, dirancang baik memenuhi kebutuhan lansia dan ditempatkan di lokasi yang mudah dicapai). Dimensi Transportasi (5] Kendaraan umum tidak penuh sesak dan tersedia tempat duduk yang diprioritaskan untuk lansia; 6] Taksi terjangkau dengan diskon atau tarif subsidi untuk lansia berpenghasilan rendah; 7] Tempat parkir dan area untuk menurunkan penumpang bagi lansia dan penyandang cacat tersedia).

Dimensi Perumahan 8] Rumah disesuaikan untuk lansia, landasan rata, pintu masuk lebar untuk kursi roda, serta kamar mandi, toilet dan dapur mempunyai rancangan yang sesuai untuk lansia; 9] Pilihan dan perlengkapan untuk memodifikasi rumah tersedia dan terjangkau dengan pengembang yang bisa mengerti kebutuhan lansia). Dimensi Partisipasi Sosial (10] Berbagai macam jenis kegiatan ditawarkan untuk menarik minat berbagai kalangan lansia; 11] Pertemuan, termasuk dengan lansia, berlangsung di beberapa lokasi dalam komunitas seperti pusat rekreasi, perpustakaan, pusat komunitas di daerah tertinggal, taman dan kebun). Dimensi Penghormatan dan Inklusi Sosial (12] Para lansia dimasukkan dalam media (surat kabar/tv/radio) dan digambarkan secara positif tanpa stereotif tertentu (contoh stereotif: sakit-sakitan, pelit, menjadi beban, terlalu lambat, pikun, dan lain-lain); 13] Sekolah memberikan kesempatan untuk mempelajari tentang lansia dan melibatkan lansia dalam kegiatan sekolah).

Dimensi Partisipasi Sipil dan Pekerjaan (14] Terdapat berbagai macam kesempatan kerja bagi lansia yang fleksibel dan berpendapatan baik; 15] Kesempatan pelatihan setelah pensiun diberikan kepada lansia). Dimensi Komunikasi dan Informasi (16] Informasi dan tayangan khusus lansia tersedia secara regular; 17] Tersedia media komunikasi lisan yang bisa diakses lansia). Dimensi Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan (18] Layanan ke rumah termasuk layanan kesehatan, layanan pribadi dan kerumah tanggaan tersedia bagi lansia; 19] Relawan berbagai usia dianjurkan dan didukung untuk membantu lansia; 20] Perencanaan kondisi darurat memperhitungkan kapasitas/ketidakmampuan dari lansia; 21] Pelayanan kesehatan dan dukungan komunitas untuk promosi, pemeliharaan dan pemulihan kesehatan lansia memadai).

Setelah hasil studi didiseminasikan tahun 2013 lalu, beberapa kota menyambut baik rekomendasi yang disampaikan dengan langkah konkrit. Kota Denpasar menjadikan hasil studi sebagai satu acuan dalam merumuskan komitmen kebijakan integrasi Kota Layak Anak, Kota Ramah Lansia dan Ruang Terbuka Hijau dalam Kota Sehat di Kota Denpasar yang ditetapkan pada 13 September 2014. Di Jakarta, hasil studi KRL menjadi data rujukan deklarasi Jakarta sebagai Kota Ramah Demensia dan Ramah Lanjut Usia pada 11 September 2015. Kota Balikpapan menyambut hasil studi dengan menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) Kota Balikpapan Menuju Kota Ramah Lanjut Usia tahun 2030 pada September 2014, Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Lanjut Usia  pada Mei 2015, dan deklarasi “Balikpapan Menuju Kota Ramah Lansia” pada 16 Juni 2015.

Namun demikian, di semua kota tersebut masih banyak hal yang perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil yang optimal agar masyarakat bisa bahagia dan sejahtera serta aktif dan produktif di usia lanjut. Oleh karena itu, untuk membantu kinerja pembuat kebijakan terkait pembangunan kota ramah lansia, SurveyMETER merekomendasikan 21 indikator utama dari 8 dimensi kota ramah lansia dari WHO yang perlu segera diwujudkan agar Kota Ramah Lanjut Usia tahun 2030 bisa terwujud.

audiensi 21 kota

Satu kota yang telah dikunjungi untuk mensosialisasikan 21 langkah tersebut adalah Denpasar. SurveyMETER melakukan audiensi dengan Pemerintah Kota Denpasar pada Selasa (13/12/2016) kemarin. Audiensi dilakukan oleh Direktur Eksekutif SurveyMETER, Dr Ni Wayan Suriastini MPhil, dan diterima oleh Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara, beserta perwakilan dinas terkait.

Menurut Suriastini, berdasarkan observasi tim peneliti SurveyMETER, Denpasar telah memiliki beberapa infrastruktur dan program-program untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat lanjut usia. Di antaranya dengan membangun ruang terbuka hijau yang dilengkapi dengan fasilitas bagi orang tua dan posyandu paripurna yang memberikan layanan bagi para lansia.

“Walikota pun sudah berpikir efisien dan berani berinovasi dalam mengintegrasikan inisiatif kota ramah lanjut usia dengan inisiatif sebelumnya telah dijalankan yaitu kota layak anak, dan ruang terbuka hijau dalam kota sehat sehingga Denpasar menjadi kota yang ramah bagi semua kelompok umur. Namun untuk menuju kota layak lansia harus menerapkan 21 langkah di atas,” papar Suriastini.

IGN Jaya Negara menyambut baik audiensi karena hasil rekomendasi yang disampaikan dan akan menjadi referensi bagi SKPD terkait untuk merencanakan program yang belum dimiliki. Dia menegaskan pemerintah Kota Denpasar akan terus berusaha mewujudkan cita-cita untuk membangun kota yang ramah lansia mengingat populasi lanjut usia di kota tersebut yang sudah tinggi. Salah satu usaha yang sedang dilakukan sekarang adalah mengubah mindset masyarakat saat ini yang menilai lanjut usia hanya cukup pasrah dan tinggal menunggu ajal saja. Pemerintah Kota juga sedang berusaha untuk mengembalikan spirit masyarakat bahwa mereka masih berguna dan masih berhak untuk menikmati hidup dengan berinteraksi sosial.

“Kami berharap kedepan SurveyMETER mengundang SKPD terkait untuk mengikuti kegiatan atau penelitian terkait masalah lanjut usia untuk memperluas wawasan,” tukas Jaya Negara.

Pada kesempatan audiensi ini SurveyMETER juga menyampaikan hasil Studi Episode Denpasar Menuju Kota Ramah Lansia 2015. Studi tersebut mengurai perjalanan Pemkot Denpasar menjadikan hasil studi sebagai satu rujukan kebijakan dalam komitmen integrasi Kota Kota Layak Anak, Kota Ramah Lansia dan Ruang Terbuka Hijau dalam Kota Sehat. Pada kesempatan ini juga SurveyMETER menyampaikan rencana penelitian lanjutan terkait kemajuan program kota ramah lansia di kota ini. Penelitian tentang manfaat program ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi pemerintah di kota-kota lain agar berkomitmen untuk mewujudkan kota ramah lansia di kota mereka. (SL/JF)

Berita audiensi di Denpasar bisa dilihat di:

http://www.kabarnusa.com/2016/12/inilah-21-langkah-denpasar-menuju-kota.html

http://kabar24.bisnis.com/read/20161215/78/612143/21-langkah-untuk-status-kota-ramah-lansia