Kunjungan Keilmuan Mahasiswa Hubungan Internasional UMY
Selasa,22/03/2016SurveyMETER
SurveyMETER mendapatkan kunjungan dari kelompok Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Mereka yang berjumlah 13 orang berasal dari Divisi Penelitian Himpunan Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional. Mereka berasal dari lintas angkatan, mulai dari angkatan 2013 hingga 2016.
Dari SurveyMETER hadir menyambut tamu Direktur Eksekutif, Dr Ni Wayan Suriastini MPhil, Firman Witoelar PhD (Direktur Riset), Teguh Yudo Wicaksono PhD, Setyo Pujiastuti (Koordinator Training), dan beberapa staf lain.
Menurut koordinator rombongan, Imrotush Sholihah, tujuan kunjungan ini untuk belajar dan memperoleh bimbingan penelitian dari SurveyMETER terkait rencana penelitian yang akan dilakukan. Mereka berencana melakukan penelitian mengenai kesiapan dan perkembangan masyarakat Yogyakarta dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah diberlakukan mulai Januari 2016 lalu.
SurveyMETER menyambut baik kunjungan keilmuan (studi banding) ini dengan menyuguhkan mini workshop berisi paparan studi yang sudah dilakukan. Dalam workshop singkat ini, Ibu Wayan menyampaikan proses, tahapan, dan hasil dari Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia yang dlakukan tahun 2013 lalu, dengan menampilkan data spesifik mengenai sampel Kota Yogyakarta.
Proses dan tahapan studi yang mencakup latar belakang (motivasi), landasan teori, tujuan, pengumpulan data awal, penyusunan instrumen, ujicoba instrument (pilot study), penentuan wilayah sampel, listing populasi sampling, training asisten lapangan (pewawancara), pelaksanaan pengumpulan data lapangan, cleaning data, analisa data, hingga diseminasi hasil studi kepada pemerintah kota sampel.
Pada masing-masing tahapan studi, Ibu Wayan menjelaskan dengan detail hingga mengeksplorasi teknis di lapangan, cara menganalisa, cara menentukan indeks komposit, sampai upaya menyampaikan advokasi (diseminasi) kepada stakeholder kelanjutusiaan dari pemerintah kota sampel maupaun non-pemerintah (NGO dan pemerhati/peneliti). Contoh kota pionir yang menjadikan studi ini menjadi dasar perencanaan program Perwujudan Kota Ramah Lanjut Usia adalah Kota Balikpapan, Kota Denpasar, dan DKI Jakarta.
Sayangnya untuk Kota Yogyakarta, sejak hasil studi didiseminasikan pada pertengahan 2013 lalu belum ada perkembangan inisiatif untuk mewujudkan Kota Ramah Lanjut Usia di kota pelajar ini. Padahal berdasar hasil penilaian studi ini Kota Yogyakarta, meskipun masih bernilai rendah, sudah berada di jalur menuju Kota Ramah Lanjut Usia. Karena itu Ibu Wayan, berharap barangkali mahasiswa HI UMY ini bisa melakukan aksi advokasi lebih lanjut kepada Pemkot Yogyakarta sehingga mereka lebih terketuk untuk melakukan inisiatif mewujudkan Kota Ramah Lanjut Usia Tahun 2030.
Sesi tanya-jawab dan diskusi, seorang peserta menanyakan metode penelitian yang efektif antara kualitatif dan kuantitatif, bagaimana kedua metode tersebut digabungkan, kalau keduanya digabungkan mana yang lebih didahulukan. Beberapa lainnya menanyakan bentuk laporan yang efektif, teknis pengujian instrument studi, cara penentuan sampel, dan jumlah efektif researcher (enumerator) lapangan. (JF)