Studi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Kualitatif 2011: Mendokumentasikan Pengalaman Pemangku Kepentingan dalam Implementasi MBS

Jumat, 06/05/2011

causes

Studi kasus ini merupakan kelanjutan dari Survei Manajemen Berbasis Sekolah 2010 lalu. Bedanya, studi kali ini memakai metode kualitatif dengan in-depth Focus Groups Discussion (FGD). Karena itu cakupan wilayah inti, sub-populasi, dan alat pengambilan datanya secara garis besarnya sama. Survei ini adalah bagian dari proyek Bank Dunia yang dilakukan dengan dukungan RAND Corporation dan Direktorat Jenderal Penididikan Dasar Departemen Pendidikan Nasional.  

Tujuan studi ini adalah untuk mempelajari tetang penerapan MBS. Studi kasus ini merupakan pelengkap dari data survei MBS 2010. Studi ini dirancang untuk mengetahui proses MBS secara detail, pengalaman berbagai pemangku kepentingan dalam implementasi MBS, serta faktor dan hambatan-hambatan yang dihadapi.

Wilayah studi ini mencakup 14 provinsi dimana sampelnya tersebar di 27 kabupaten/ kota. Yaitu Sulawesi Barat (Polewali), Gorontalo (Gorontalo), Sulawesi Selatan (Enrekang, Luwu, Bantaeng), Sumatra Barat (Padang Pariaman, Payakumbuh), Sumatra Utara (Tanjung Balai), Sumatera Selatan (Musi Banyuasin), Bengkulu (Rejang Lebong, Kaur), Riau (Indragiri Hulu), Kepulauan Riau (Karimun), Banten (Serang), DKI Jakarta (Jakarta Barat), Jawa Barat (Bogor, Sumedang), Jawa Tengah (Tegal, Kebumen, Boyolali, Semarang), Jawa Timur (Blitar, Ngawi, Lumajang, Tulungagung, Sumenep, Pamekasan).

Di setiap kabupaten/kota dikunjungi sekolah terpilih yang pernah dikunjungi pada studi MBS 2010. Jumlah sekolah sampel adalah 40 sekolah dasar di 27 kabupaten/ kota atau 10% dari jumlah sekolah dasar sampel studi MBS 2010. Di setiap kabupaten/ kota dilakukan 6 kali FGD: kepala sekolah, guru, komite sekolah, tim MBS, tim BOS, dan 5 wakil orang tua murid. Pengumpulan data lapangan dilaksanakan SurveyMETER pada Maret hingga April 2011. (JF)