Studi Aspek Sosial Ekonomi Paska Tsunami (SASMI) 2005-2010

Jumat, 12/11/2010

causes
Pelaksanaan pelatihan pewawancara SASMI Putaran B tahun 2005

Studi ini dalam bahasa Inggris diperkenalkan dengan Study of the Tsunami Aftermath and Recovery [STAR]. SASMI merupakan penelitian panel yang sudah dilaksanankan sejak tahun 2005 (SASMI-B), tahun 2006 (SASMI-C), 2007 (SASMI-D), 2008 (SASMI-E), dan 2009 (SASMI-F). Hampir seperti IFLS (SAKERTI), studi ini mengumpulkan data hampir di semua aspek kehidupan, antara lain demografi, sosial, ekonomi, kesehatan, dan tentunya data terkait proses pemulihan dan peranan keluarga, social network dan bantuan luar negeri paska bencana tsunami. Sehingga hasilnya akan sangat berguna bagi para pengambil kebijakan dalam sektor terkait. Studi ini mewawancarai lebih dari 10.000 rumah tangga yang tersebar di 15 kabupaten/ kota di Provinsi Aceh serta 6 kabupaten/ kota di Provinsi Sumatera Utara. Seperti IFLS, studi ini juga mengumpulkan data di komunitas dan fasilitas (KOMFAS) sektor sosial ekonomi (infrastruktur), kesehatan, dan pendidikan.

Sampel baseline STAR ini menggunakan data SUSENAS 2004 sebelum bencana Tsunami terjadi (Gelombang A). Pencakupan area studi merupakan area yang menderita kerusakan berkelanjutan (dari yang sangat parah sampai yang tidak terkena langsung). Sampel studi ini berskala besar dengan mewakili populasi pra-tsunami. Dari 44.000 responden pra-tsunami (SASMI Putaran-A) yang selamat 98%, yang meninggal 6%. Lebih dari 70% yang meninggal berada dalam 20 komunitas yang terkena bencana. Dalam pelaksanaan longitudinal survey selama 5 tahun (Putaran B-F, 2005-2010) juga dilakuan tracking responden pindah dengan tingkat recontact tinggi.

lapangan SASMI E

Pelaksanaan pengumpulan data SASMI putaran B, 2005

SASMI dirancang untuk: mengukur dampak langsung bencana, dampak jangka panjang, serta tes hipotesis perilaku individual, rumah tangga, dan masyarakat. Contoh dampak langsung: kematian, terkena trauma bencana, PTSD; kehilangan anggota keluarga, teman, tetangga; kehilangan aset, dan harta benda. Tanggapan, perilaku, dan dampak jangka panjang seperti: perumahan dan migrasi; kesehatan jasmani dan rohani anak-anak; kesejahteraan ekonomi, tabungan, kekayaan, pekerjaan; penerimaan dan pemberian bantuan; pernikahan, kesuburan, investasi untuk anak-anak; dan perilaku terhadap masa depan. (SM/JF)