Hasil Studi SurveyMETER menjadi Pertimbangan OPD Kota Yogyakarta dalam Menyusun RPJMD terkait Kebijakan Kelanjutusiaan

Minggu, 21/05/2017Kota Yogyakarta

causes
Pemberian cenderamata kaus "Komunitas Ramah Lanjut Usia" oleh tim studi kepada Kepala Bappeko Yogyakarta, setelah paparan Paparan sosialisasi tim dalam “Studi Komparasi Kemajuan Kota Ramah Lanjut Usia Kota Yogyakarta", Jumat (28/04/2017)

Hasil studi SurveyMETER tentang kota ramah lanjut usia menjadi masukan bagi Bappeda dan OPD terkait berkaitan dalam penyusunan RPJMD atau Renstra di masing-masing OPD. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bappeko Yogyakarta, Edy Muhammad, dalam pengantar sosialisasi tim studi SurveyMETER berjudul “Mewujudkan Komunitas Ramah Lanjut Usia” di hadapan 14 pejabat dari sejumlah OPD dan lembaga terkait pada Jumat (28/04/2017) lalu di Ruang Rapat Winongo Kantor Bappeda Kota Yogyakarta.

OPD dan lembaga yang hadir adalah Bappeko, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dians Pemuda dan Olah Raga, Dians Komunikasi Informasi dan Persandian, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, Dinas PU PKP, dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, dan Komda Lansia

Materi sosialisasi disampaikan oleh koordinator peneliti di Kota Yogyakarta, Roni Hermoko SE. Materi sosialisasi berisi ulasan hasil studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia tahun 2013 serta kampanye bersama untuk mewujudkan komunitas ramah lanjut usia sebagaimana yang sedang diprogramkan oleh kota-kota lain.

Sosialisasi ini sekaligus menjadi awal pengumpulan data Studi Komparasi Kemajuan Kota Ramah Lanjut Usia Kota Yogyakarta yang merupakan lanjutan dari studi tahun 2013. Kegiatan sosialisasi berjalan interaktif. Semua OPD yang hadir turut menanggapi materi sosialisasi yang sekaligus sebagai informasi dasar bagi tim studi sebelum melakukan penggalian data lebih jauh dengan melakukan observasi dan wawancara mendalam.

Dinas PU PKP diwakili Kabid Binamarga, Umi Akhsanti, menyampaikan program yang sudah dilakukan lembaganya untuk menuju kota ramah lanjut usia adalah pembuatan trotoar dengan ram, pemasangan lampu jalan. Pemasangan dan pembuatan trotoar dengan ram ini dimulai tahun 2012 sedangkan untuk pemasangan lampu dimulai 2010. Pemikiran awal untuk pemasangan ram ini adalah agar trotoar ini ramah difabel, kemudian untuk pemasangan lampu adalah untuk keamanan kampung dan ditujukan untuk semua masyarakat.

Kabid Bangunan dan Gedung Pemerintahan Dinas PU PKP, Joko Budi Prasetyo, menambahkan pembangunan gedung-gedung serta kamar mandi khusus untuk difabel dan lansia juga sudah dilakukan sejak tahun 2010 di Yogyakarta ini tetapi sama hal nya dengan trotoar. Awal pemikiran untuk memasang ram-ram di gedung, kemudian pembuatan kamar mandi khusus untuk difabel ini karena melihat masih banyaknya difabel yang masih mengakses fasilitas umum agar bisa mandiri. Sementara Kepala Seksi Penataan Bangunan dan Lingkungan, Yunita Rahmi Hapsari, menyampaikan pembangunan perumahan belum ada yang dikhususkan untuk lansia, pernah mau dibuat WC umum duduk di tahun 2013 tetapi ditolak oleh masyarakat karena masalah kesehatan dan perawatannya.

Dinas Sosial meyampaikan bahwa program lansia dari dinas Sosial adalah Komda Lansia mulai dari tingkat Kota sampai tingkat kelurahan. Selain itu ada kegiatan workshop yang diadakan 2 tahun sekali dan mulai 2014 diadakan 1 tahun sekali karena sudah mempunyai dana untuk belanja. Selain itu Nanik Seksi Rehabilitasi Sosial mengungkapkan ada program untuk lansia bermasalah yaitu memberikan bantuan yaitu UEP dan ASLUT.

Dinas Kesehatan menyampaikan instansinya sudah memiliki program pelayanan terhadap Lansia, berupa program Puskesmas Santun Lansia, rumah sehat lansia yang berdiri di akhir 2013. Alasan berdiri rumah sehat lansia adalah karena populasi lansia yang paling tinggi di Indonesia, karena banyak orang dari luar jogja yang yang usianya lanjut bermigrasi ke Jogja. Adanya rumah sehat lansia memunculkan kegiatan untuk lansia yaitu berupa senam lansia dan posyandu lansia. Sementara Komda lansia menyoroti meningkatnya imigran di Yogyakarta yang akan menjadi permasalah baru terhadap demografi.

Dalam sosialisasi tersebut serta wawancara pengumpulan data berakhir pada 19 Mei kemarin dapat disimpulkan bahwa Pemkot Yogyakarta bertekad dan telah melangkah dalam mewujudkan Yogyakarta menjadi Kota Ramah Lanjut Usia dalam 5 tahun mendatang. (GDP/JF)