Pendidikan: Kerentanan dan Ketahanan setelah Bencana Alam

Kamis, 11-07-2013SurveyMETERElizabeth Frankenberg, Bondan Sikoki, Cecep Sumantri, Wayan Suriastini, dan Duncan Thomas


Elizabeth Frankenberg 1, Bondan Sikoki 2, Cecep Sumantri 2, Wayan Suriastini 2 and Duncan Thomas 1

1Duke University, 2SurveyMeter

ABSTRAK

Sejauh mana pendidikan memberikan perlindungan dalam menghadapi bencana alam skala besar diinvestigasi. Dengan menggunakan data survei populasi-yang terwakili secara jangka panjang (longitudinal) yang dikumpulkan di dua provinsi di pulau Sumatera, Indonesia, sebelum dan sesudah tsunami Samudra Hindia 2004, kami meneliti perubahan dalam berbagai indikator kesejahteraan orang dewasa. Berfokus pada orang dewasa yang tinggal, sebelum tsunami, di daerah yang kemudian rusak parah akibat tsunami, laki-laki yang berpendidikan lebih baik lebih mungkin selamat dari tsunami, tetapi pendidikan tidak memprediksi ketahanan hidup di kalangan kaum perempuan. Pendidikan tidak terkait dengan tingkat stres pasca-trauma di antara mereka yang selamat 1 tahun setelah tsunami, atau dengan kemungkinan mengungsi. Namun, pendidikan tampaknya berperan ketika berhubungan dengan penanggulangan bencana dalam jangka panjang. Mereka yang berpendidikan lebih baik jauh lebih kecil kemungkinannya untuk tinggal di kamp atau hunian sementara lainnya, tetapi sebaliknya, pindah ke rumah pribadi, tinggal bersama keluarga atau teman, atau menyewa rumah baru. Mereka yang berpendidikan lebih baik, lebih mampu meminimalkan penurunan tingkat pengeluaran setelah tsunami, dibandingkan dengan pemangkasan biaya yang dilakukan oleh mereka yang berpendidikan rendah. Lima tahun setelah tsunami, mereka yang berpendidikan lebih baik memiliki kesehatan psiko-sosial yang lebih baik daripada mereka yang berpendidikan lebih rendah. Singkatnya, pendidikan berkaitan dengan tingkat ketahanan yang lebih tinggi secara jangka panjang.

Kata kunci: pembangunan; bencana; pendidikan; ketahanan; kerentanan

Lihat selengkapnya di:  http://www.ecologyandsociety.org/vol18/iss2/art16/#introduction2