Studi Puskesmas Santun Lansia (PSL) 2013

Minggu, 10/03/2013SurveyMETER

causes
Dua Lansia menunggu pelayanan di salah satu puskesmas sampel saat tim studi melakukan observasi pada 25 Januari 2013 lalu. (Foto: Studi PSL-SM)

Masalah lanjut usia dan penuaan penduduk saat ini menjadi isu pembicaraan oleh banyak kalangan. Masalah  ini telah menjadi isu sosial, ekonomi, dan politik di negara maju ataupun negara termasuk Indonesia. Dalam konteks Asia yang merupakan wilayah dengan penuaan penduduk yang paling cepat, Jepang merupakan contoh signifikan dimana satu dari lima orang penduduknya adalah penduduk lanjut usia. Di Indonesia, berdasar Sensus Penduduk 2010, populasi penduduk lanjut usia mencapai 7,6% dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki populasi tertinggi yaitu 12,96% dengan persentase tertinggi di Kabupaten Gunungkidul mencapai 18,28%.

Problem percepatan jumlah penduduk lanjut usia ini secara tidak langsung didukung oleh meningkatnya usia harapan hidup. Maka, angka usia harapan hidup lanjut usia menjadi pekerjaan rumah tidak hanya bagi pemerintah tapi juga masyarakat pada umumnya. Hal lain yang perlu dire-interpretasi adalah pandangan mengenai lanjut usia bahwa pada usia senja cenderung sakit-sakitan dan hanya akan menjadi beban keluarga.

Dari sisi kebijakan kesehatan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah berupaya mengulirkan kebijakannya melalui program Puskesmas Santun Lansia (PSL) yang memberikan pelayanan kepada usia lanjut meliputi aspek promotif, preventif, disamping aspek kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan di puskesmas santun lansia dilakukan secara pro-aktif, baik, sopan, memberikan kemudahan, dan dukungan bagi lanjut usia. Tujuan program Puskesmas Santun Lansia adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lanjut usia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdayaguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Harapannya dengan memberikan pelayanan yang baik dan santun kepada lanjut usia akan membuat mereka menjadi sadar dengan kesehatan. Karena kondisi kesadaran akan kesehatan menjadi modal bagi pemerintah untuk mengantarkan lanjut usia yang tetap bahagia dan produktif sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga maupun lingkungan sekitar.

Pelaksanaan program PSL ini perlu dilihat bagaimana perkembangannya sebagai bahan evaluasi kedepan. Atas dasar itulah SurveyMETER dengan disuport Knowledge Sector AusAID mengadakan Studi Pelayanan kesehatan Lansia atau yang mudah dikenali sebagai Studi Puskesmas Santun Lansia di Provinsi DIY. Secara global, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan kesehatan dari puskesmas kepada  masyarakat lanjut usia di Provinsi DIY dengan adanya program Puskesmas Santun Lansia. Sampel studi yang diambil adalah semua puskesmas yang ada di 5 kabupaten / kota di Provinsi DIY dengan total 121 puskesmas.

Secara terstruktur rumusan permasalahan yang dibidik dalam studi ini digambarkan dalam sejumlah pertanyaan global yaitu: Apakah pelaksanaan program PSL sudah sesuai pedoman? Apa saja hambatan yang dihadapi puskesmas dalam melaksanakan program PSL? Bagaimana cara puskesmas mengatasi hambatan tersebut?

Sementara, metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode kuantitatif dengan mewawancarai langsung kepala puskesmas, dokter, dan koordinator program lanjut usia di puskesmas. Proses wawancara dan pengumpulan data lapangan ini dimulai pertengahan Januari dan berakhir pada Maret bulan lalu. [JenFauzan]