Survei Akses Keuangan Masyarakat Desa (SKMD) 2016
Kamis, 10/11/2016SurveyMETER
SurveyMETER bekerjasama dengan Center for Global Development (CGD), Bank Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-PAL), dan Mercy Corps Indonesia melakukan penelitian dengan judul Survei Akses Keuangan Masyarakat Desa (SKMD) 2016. Survei ini dilakukan di 400 desa yang ada 3 kabupaten di Jawa Timur yaitu Tuban, Bojonegoro, dan Ngawi. Pengumpulan data lapangan dimulai tanggal 10 November dan direncanakan akan berakhir pada Maret 2017.
Penelitian ini diakukan untuk mendorong kebijakan pemerintah dalam layanan perbankan setelah diluncurkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) pada Juni 2012. Salah satu program SNKI adalah branchless banking atau layanan bank tanpa kantor untuk mempermudah dan mendekatkan layanan perbankan kepada masyarakat belum terlayani (unbankable people). Dan, untuk mencapai keuangan inklusif diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang baik dari masyarakat tentang pengelolaan keuangan maupun terkait dengan layanan perbankan.
Turunan program branchless banking ini adalah Mobile Financial Services for Female Entrepreneurs Program (MFS) atau Program Pengembangan Kaum Wanita Melalui Layanan Branchless Banking. Yaitu program untuk mendukung kebijakan keuangan inklusif melalui edukasi keuangan dalam rangka peningkatan kemampuan mengelola keuangan bagi perempuan pengusaha. Program ini juga akan mendorong munculnya agen-agen layanan bank tanpa kantor sekaligus memberikan pendidikan pada mereka.
Kerena itu tujuan utama penelitian studi ini adalah untuk mengidentifikasi pendekatan biaya yang efektif dan berkelanjutan untuk menerapkan branchless banking (bank tanpa kantor) dan pelatihan bisnis yang mengarah pada peningkatan tabungan dan investasi oleh para pengusaha perempuan dengan tujuan akhir untuk meningkatkan pendapatan.
Survei ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana kuesioner sebagai instrumen utama. Metode pengumpulan data dalam studi ini adalah wawancara langsung kepada responden utama dengan menggunakan laptop atau metode Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI). Semua buku dan pertanyaan sudah ada dalam program CAPI, sehingga hasil wawancara bisa langsung dicatat di laptop. Target sampel survei ini adalah 4.800 rumah tangga dengan rincian Tuban 1.500, Bojonegoro 2.100, dan Ngawi 1.200.
Sebelum pengumpulan data lapangan proses survei melalui beberapa tahapan di antaranya pra dan pilot survey di Kabupeten Bojonegoro dan pelatihan calon asisten lapangan yang dilaksanakan di Grand Wahid Hotel Kota Salatiga (29 Oktober sampai 5 November 2016). (JF)