Penggunaan Kontrasepsi dalam Lingkungan Layanan yang Berubah: Bukti-bukti dari Tahun Pertama Krisis Ekonomi Indonesia

Rabu, 08-12-2010SurveyMETERFrankenberg E, Sikoki B, Suriastini W, Thomas D


Pendahuluan:

Sejak tahun 1970-an, banyak negara berkembang telah meluncurkan upaya besar-besaran untuk menyediakan layanan keluarga berencana bagi pasangan. Sifat dari program-program ini dan retorika yang menyertainya telah berubah dari waktu ke waktu, mencerminkan sumber daya yang tersedia, persepsi penduduk yang paling relevan dan masalah program, tingkat dan penekanan bantuan luar negeri, inovasi dalam teknologi kontrasepsi, dan temuan penelitian tentang efektivitas program. Di beberapa negara, sektor swasta muncul demi melengkapi atau menggantikan pemerintah sebagai sumber penting layanan kontrasepsi.

Dua topik penelitian penting tentang hubungan antara penggunaan KB dan faktor-faktor sisi penawaran adalah bagaimana pola penggunaan kontrasepsi merespon harga layanan kontrasepsi dan kualitas serta ketersediaan layanan (lihat misalnya Jain, 1989; Mensch et al., 1996); Koenig et al., 1997; Mroz et al., 1999). Analisis topik ini dibatasi oleh kurangnya data yang tersedia tentang karakteristik lingkungan layanan kontrasepsi terkait dengan pilihan wanita terkait penggunaan (Mensch et al., 1996). Kami membahas topik ini, menggunakan data longitudinal yang tidak biasa yang dikumpulkan dari penyedia dan individu di Indonesia (sebagai bagian dari Survei Kehidupan Rumah Tangga Indonesia) sebelum dan selama krisis ekonomi di akhir tahun 1990-an. Meskipun krisis melanda banyak negara Asia, Indonesia merupakan negara yang paling terpukul (Stalker, 2000).

Karena data membentang dan melintasi periode kemerosotan ekonomi, lingkungan layanan pada pengamatan kedua (1998) berbeda secara drastis dari lingkungan layanan pada pengamatan pertama (1997). Di Indonesia sebagian besar persediaan kesehatan dan keluarga berencana diimpor, sehingga depresiasi mata uang dalam skala besar berimplikasi besar pada pelayanan (UNFPA 1998). Perubahan ini memberi kita kesempatan untuk mengidentifikasi hubungan antara lingkungan layanan dan pola penggunaan kontrasepsi.

Kami pertama-tama mempertimbangkan pertanyaan dari perspektif pengguna dengan mendokumentasikan tingkat penggunaan setiap tahun, alasan tidak digunakan, dan campuran metode. Kami kemudian mempertimbangkan pola penggunaan oleh berbagai karakteristik latar belakang pengguna dan rumah tangganya. Kami juga memeriksa pilihan para pemasok dan kepuasan dengan sumber pasokan pada tahun 1998.

Selanjutnya, kita beralih ke sisi penawaran. Karena kami memiliki data dari penyedia layanan kontrasepsi pemerintah, swasta, dan masyarakat di kedua tahun tersebut. Kami mampu mempertimbangkan dari perspektif penyedia, bagaimana kualitas dan harga layanan berubah selama tahun pertama krisis.

Dalam rangka menyatukan kedua perspektif ini, kami menyusun ukuran lingkungan layanan KB di tingkat masyarakat sebelum dan selama krisis ekonomi dari informasi-informasi yang dikeluarkan dari pemasok. Kami kemudian menggunakan metode regresi logistik multinomial untuk menghubungkan langkah-langkah ini dengan pilihan penyedia layanan individual perempuan, serta mengendalikan karakteristik individu dan rumah tangga.

 

Lihat selengkapnya di:

http://www.cpc.unc.edu/measure/publications/wp-01-42