causes

Bimbingan Teknis Penyusunan Instrumen Evidence Based Policy Kabupaten Rembang


  • Tanggal : 02/12/2016 - 02/12/2016
  • Lokasi : Aula Kantor Bappeda Kabupaten Rembang


Kegatan ini merupakan pertemuan tahap kedua dari kegiatan Pendampingan Penyusunan Instrumen Evidence Based Policy Kabupaten Rembang.

Peserta bimbingan sebanyak 26 orang pejabat yang membidangi perencanaan di SKPD (Dinas, Badan, Kantor Bagian) se-Kabupaten Rembang. Meliputi Bappeda, Setda, Disdukcapil, Dishubkominfo, Diperindagkop UMKM, BPBD, Inspektorat, BKD, DPPKAD, Dinsosnakertrans, Bagian Tata Pemerintahan Setda, Sekretariat DPRD, Satpol PP, Dintanhut, Humas Setda, Bagian Kesra Setda, Bagian Umum Setda, Bagian Hukum Setda, Bagian Administrasi Keuangan, Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setda, KPPT, Kesbangpolinmas, RSUD, Dinbudparpora, BKP dan P4K, DESDM,  dan Kantor Pustasip Rembang,. 

Tujuan utama pertemuan kedua ini untuk menyepakati data apa yang dibutuhkan per SKPD berdasar draf instrument yang sudah dikirimkan.

 

RANGKAIAN DAN DESKRIPSI ACARA

Rangkaian kegiatan acara terdiri dari Pembukaan dan Pengantar oleh Drs Drupodo MM, Sekretaris BAPPEDA Kabupaten Rembang, Sesi Pemaparan dan Diskusi Pagi, dan Pemaparan dan Diskusi Siang.

Dalam pengantarnya Drupodo kembali mengingatkan peserta dari tiap SKPD untuk berkomitmen mengikuti acara hingga sore nanti. Kegiatan ini juga untuk mencari kesepakatan bersama mengenai instrument yang akan dipakai dan minta diskusi masukan terhadap data-data yang dibutuhkan di masa mendatang berdasar renstra dan indicator-indikator di RPJMD masing-masing. Kami ingin ada sinkronisasi data sehingga harapannya pada saat evaluasi RPJMD dan Renstra program dan kegiatan yang dicantumkan dalam RKA dan DPA tiap SKPD mengarah pada satu tujuan visi misi rembang. Sehinga di tahun mendatang kami bisa melakukan tabulasi dan kolaborasi dalam RPJMD. Kami ingin harmonisasi, terstruktur sekaligiis integrasi dalam RPJMD. Setiap Kasubag di tiap SKPD menjadi pelopor harapan ini.

Sesi Pemaparan dan Diskusi Pagi

Pemaparan dan Diskusi Pagi mengenai 4 aspek dalam data disampaikan Dani Alfah dan Roni Hermoko. Dani mengawali dengan refleksi dari hasil pertemuan sebelumnya berdasar jawaban peserta SKPD terhadap 4 pertanyaan identifikasi permasalahan kebutuhan data, permasalahan data yang dimiliki, dan tantangan ke depan. Yaitu pertama, spesifikas data yang diinginkan SKPD berbeda-beda sesuai tupoksinya. Kedua, hampir semua yang dimiliki ada dan tersedia tetapi masih menyimpan banyak persoalan. Ketiga, masalah utama dalam data terpusat pada permasalahan SDM. Keempat, kebutuhan terhadap data dan informasi disesuaikan dengan kebutuan masing-masing SKPD.

Selanjutnya Dani mengupas empat persoalan data sebalum dipakai untuk dalam penyusunan program kebijakan yaitu mulai dari sumber, pengumpulan, kualitas, dan analisis data. Dari sisi aspek sumbernya data terdiri dari data primer dan skunder. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama). Misalnya melalui kuesioner, kelompok diskusi fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. Data skunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Misalnya catatan atau dokumentasi pemerintah berupa gaji, laporan keuangan publikasi, laporan pemerintah, data BPS.

Dalam membuatan instrumen ada dua hal yang mudah dikerjakan, pertama kita tidak membuat instrument sendiri tapi berdasar instrument yang sudah ada dan sudah diketahui konsepnya. Kedua, membuat instrument sendiri sesuai konsep harus dicari kesepakatan konsep yang diinginkan. Konsep ini penting dalam melakukan analisis data. Contohnya konsep bekerja yang dianut BPS apakah itu sesuai yang diinginkan tiap SKPD.

Sementara aspek pengumpulan data berkaitan dengan teknik saat pengumpulan data (survei) di lapangan di mana dapat berupa observasi, angket, dan wawancara. Sebelum pengumpulan data survei/penelitian lapangan harus melalui 5 tahapan persiapan yaitu pertama diskusi instrument (menentukan indikator, populasi, sampel, dan desain awal instrumen). Kedua, pilot survey (untuk melihat reabilitas di lapangan apakah alur intrumen mudah dipahami oleh responden atau tidak, menentukan waktu penelitian, dan kemungkinan dilakukan revisi instrument). Ketiga pretest dilakukan menindaklanjuti hasi pilot, gunanya untuk menentukan realibitas dan final instrument. Keempat, design data entri (debug, final program). Kelima, training (penyusunan manual, pola pengajaran).

Aspek kualitas data harus memenuhi 6 alur proses penjaminan kualitas data sejak di lapangan hingga menjelang dilakukan analisis. Enam proses tersebut meliputi oservasi, pemeriksaan, verifikasi, konsistensi cek, run missing, dan look up. Oservasi dilakukan saat pengumpulan data. Pemeriksaan dilakukan ketika kuesioner sudah ada dan dilakukan pengecekan lagi dari kemungkinan terdapat data missing. Verifikasi dilakukan dengan mengunjungi ulang sebagian sampel. Konsistensi cek merupakan upaya untuk melihat apakah semua variable yang punya keterkaitan dengan variable lain sudah semua benar. Run missing dilakukan untuk memastikan apaakah seleruh raw data sudah komplit dan benar. Look up, dilakukan oleh beberapa petugas yang sudah terlatih untuk melihat kembali kemungkinan ada eror.

Pada pembahasan ini muncul pertanyaan dari peserta (Hary Massahir dari Bappeda): begaimana cara melakukan verifikasi panjang jalan rusak yang trendnya meningkat sementara di lain pihak anggaran perbaikan pun meningkat. Apakah ada model verifikasi perbandingan selain harus verifikasi lapangan?

Menanggapi pertanyaan tersebut Dani Alfah menyebutkan kalau tidak ada data awal (data base) di mana dan sejauh mana kerusakan jalan sebelumnya, yang paling memungkinkan dilakukan adalah perkiraan dengan melihat tren.

Aspek analisis data disebut juga pengolahan data atau penafsiran data. Analisi data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.

Secara teknis analisis data melalui tahap coding, entri, cleaning, output dan analisis. Semuanya tahap berjalanan sejak pengumpulan data lapangan hingga anaisis di kantor. Sementara anaisis data dapat dilakukan secara univariat, bivariate, atau multivariate. Perangkat program analisis dapat menggunakan XLS, SPSS, atau STATA. Jenis analisis bisa dilakukan dengan deskriptif atau innferensial.

Sesi Pemaparan dan Diskusi Siang

Pemaparan dan Diskudi Siang mengenai Analytical Hierarchy Process (AHP) yang disampaikan Dani Alfah. Dani menyampaikan materi sesecara sekilas saja (tidak sampai akhir slide).

AHP merupakan metoda pengambilan keputusan yang melibatkan sejumlah kriteria dan alternatif yang dipilih berdasarkan pertimbangan semua kriteria terkait (Saaty, 2004).

Diakhir acara Tim SurveyMETER memberikan semacam post questions kepada peserta sebagai bahan evaluasi dan masukan kedepan berdasar 2 pertemuan yang sudah dilakuan. Jawaban peserta ditulis dalam secarik kertas manila. Keempat pertanyaan tersebut adalah:

1.       Apakah bapak/ibu merasakan perbedaan informasi sebelum dan sesudah 2 kali kegiatan PENYUSUNAN INSTRUMEN EVIDENCE BASED POLICY ini dilaksanakan?

2.       Perbedaan apa yang ibu rasakan?

3.       Materi (informasi) apa yang bapak/ibu harapkan di kegiatan berikutnya?

4.       Apakah bapak/ibu berkomitmen untuk mengawal gagasan SATU DATA di Kabupaten Rembang?

Menanggapi 4 pertanyaan tersebut hanya 2 dari 19 SKPD yang mengikuti sampai akhir yang menjawab TIDAK atau BELUM pada pertanyaan pertama. Keduanya merupakan perwakilan SKPD yang baru mengikuti pertemuan tahap kedua karena di pertemuan petama diwakili yang lain. Tetapi terhadap pertanyaan keempat semua SKPD menyatakan komitmennya untuk mengikuti, menyukseskan dan mengawal gagasan SATU DATA di Kabupaten Rembang.

Tanggapan tiap SKDP terhadap pertanyaan kedua dan ketiga sangat beragam namun cenderung serupa. Terhadap pertanyaan kedua umumnya wakil SKPD menyebutkan pengetahuan yang baru dan lebih detail serta pentingnya data untuk penusunan program kebijakan. Sementara terhadap pertanyaan ketiga kebanyakan wakil SKPD menyampaikan teknis dan praktik pengumpulan data serta analisisnya.

Detail alasan adanya perbedaan (jawaban pertanyaan kedua) yang dirasakan dari setiap perwakilan SKPD adalah:

-          Penjelasan yang lebih detail

-          Metode pengumpulan data sebelumnya belum tepat dan data yang digunakan diragukan keakuratannya

-          Menemukan perspektif pemikiran baru

-          Untuk menghasilkan data membutuhkan proses perencanaan sampai verifikasi hingga analisis

-          Informasi yang diperoleh bertambah

-          Menambah wawasan alternatif

-          Cara mencari data sedikit lebih mudah

-          Ada skala prioritas yang harus dikedepankan

-          Sebelumnya belum tahu arah yang akan dicapai dalam penyusunan instrumen evidence based policy. Sesudah pertemuan kedua ada arahan dari tujuan dalam penyusunan instrumen evidence

-          Bahwa pentingnya data untuk suatu pengambilan kebijakan

-          Metode pengumpulan data

-          Dengan pengumpulan data yang dilanjutkan dengan analisis ternyata dapat membentu SKPD dalam rangka pencapaian misi dan misi

-          Kalau kita mencari data bisa dilihat/dicari dari beberapa sumber yang kemudian diadakan pembobotan

-          Jadi lebih mengetahui cara mencari dan mengumpulkan data

-          Tambah pengetahuan tentang pentingnya data untuk menyusun rencana

-          Data ternyata amat penting untuk mengambil sikap/keputusan

-          Menjadi lebih tahu tentang metode pengumpulan data sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pentingnya data base dalam menentukan kebijakan Pemkab Rembang ke depannya

-          Adanya pengetahuan tambahan tentang statistik untuk mengukur rencana dan keberhasilan sebuah program

 

Sementara detail materi (informasi) yang diinginkan peserta menjawab pertanyaan ketiga adalah:

-          Jenis-jenis data

-          Metode cara pengumpulan data yang baik dan akurat dan mempunyai instrumen yang digunakan untuk pembangunan yang lebih baik untuk kabupaten rembang

-          Materi terkait simulasi, verifikasi data dan quality control data

-          Penjelasan lebih detail tentang pendefinisian yang dijabarkan dalam variabel dan instrumen

-          Materi yang disampaikan dapat dipahami

-          Melaksanakan pengumpulan data/informasi sebagai data awal untuk aplikasi bimtek tersebut

-          Lebih ke teori dan praktik (langsung implementasi)

-          Mengumpulkan data yang sangat mudah

-          Kita bisa memberikan masukan kepada pimpinan bahwa setelah kondisi ril di lapangan kita baru bisa melakukan preventing apa yang harus dianggarkan dan diprioritaskan SDM atau infastruktur

-          Materi tentang AHP dalam pengambilan suatu kebijakan

-          Penyusunan/ pengumpulan data yang akurat

-          Cara menangani eror sampling

-          Modul/materi lebih komplit

-          Pembuatan instrumen yang benar dan cara menganalisis data

-          Penyampaian yang lebih sederhana

-          Materi cara pembuatan data akurat/ valid

-          Lebih ke teknis, bukan teori

-          Pembuatan instrumen dalam penyusunan data base, kriteria/jenis data base yang dibutuhkan Pemda

-          Teknis pengerjaan membuat data untuk penyusunan perencanaan kegiatan

(JF)

Gallery :