"Sharing Knowledge" dengan INSIST Yogyakarta

Selasa,26/02/2013Rumah INSIST, Pakem Sleman, DIY

causes
Tim SurveyMETER di Rumah INSIST, Pakem, Sleman, 22 Februari 2013 (Foto: JF/SM)

Meretas upaya visualisasi data dengan Quantum GIS

“Kita bisa menyajikan hasil stabulasi riset yang “distrukturkan” dalam bahasa. Untuk itu, SurveyMETER dan INSIST akan belajar bersama mengembangkan software ini.”

Kalimat tersebut disampaikan Mas Aleh (panggilan akrab dari Saleh Abdullah) mewakili INSIST dalam pengantar pembicaraan dalam agenda pertemua sore (Jum'at, 22 Februari 2012) itu. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi dari tim IT INSIST, Mas Anto, mengenai software Quantum GIS yang dikembangkannya dalam penelitian lokasi bencana di salah satu daerah di Sulawesi. Menurut Anto, berdasar software yang dikembangkannya tersebut data bisa diaplikasikan dalam map sebagai visualisasi data. Caranya dengan memasukkan tabulasi dalam sistem software Quantum GIS yang telah dikembangkannya. Misalnya, dengan kordinat GPS yang diambil di semua lokasi responden bisa dimunculkan semua data satu responden rumah tangga dalam map dan bisa dibahasakan atau misalnya bisa menampilkan mapping area bencana yang baru. “Software ini bisa di-download di internet secara gratis karena software ini bukan barang eksklusif lagi. Bukan barang dengan nilai ratusan juta rupiah,” tutup Anto.

Selanjutnya Anto menawarkan proyek “belajar bersama” ini diawali dengan penggarapan data Longitudinal Study Merapi (LS Merapi) pada akhir 2012 yang lalu, dimana beberapa personal INSIST terlibat di dalam pengerjaannya bersama SurveyMETER. SurveyMETER dan INSIST sendiri sudah menjalin kerjasama dalam dalam pengembangan kelembagaan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada bagian lain Mas Aleh menambahkan, dengan software ini bisa dilihat, misalnya, bagaimana struktur pencegahan ekonomi ketika link-nya ditampilkan dalam bentuk mapping area. Bahkan tahapan selanjutnya, setelah menampilkan mapping area responden bisa juga ditambahkan dengan menampilkan mapping data riset-nya. Tetapi, menurut Alek, problemnya adalah belum ada orang atau institusi yang memerlukan data dengan penyajian seperti ini. Maka target dari belajar bersama ini tidak muluk-muluk. Sementara hanya menjadi kelebihan dari INSIST dan SurveyMETER. “Kalaupun software ini jadi dan datanya bisa dihasilkan maka ini kita sementara bekerja dalam pekerjaan sosial saja. Untuk mengembangkan software ini tidak bisa mengharapkan keuntungan finansial,” papar Aleh.

Sementara menurut Dani Alfah, SurveyMETER tertarik mempelajari software ini untuk keperluan pengembangan kapasitas kelembagaannya. Dani pun menyetujui rencana konkrit belajar bersama ini akan diaplikasikan pada data LS Merapi. Beberapa konten LS Merapi bisa ditampilkan dalam mapping data-nya. Misalnya berdasar ID Kepala Rumah Tangga. Menjawab pertanyaan Mas Aleh perihal bagaimana agenda konkrit kedepannya, Dani mengatakan bulan maret bisa dimulai. “Kerjasama ini bisa terealisasikan tapi tergantung komitmen jadwal dari dua pihak,” tutup Dani.

Hal tersebut disampaikan Dani, mengingat beberapa bulan kedepan Bidang EDP SurveyMETER, dengan koordinator Iip Umar Rifa’i, akan disibukkan dengan persiapan penelitian SASMI (STAR) di Aceh dan Sumatera Utara dan IFLS-5 2013. Pada akhir pertemuan ini diputuskan bahwa tempat belajar bersama ini di Kantor INSIST Pakem Sleman. [JenFauzan]