Studi Edukasi Nutrisi (SEN) PAUD 2013

Minggu, 10/03/2013SurveyMETER

causes
Kondisi dan kegiatan di salah satu sampel PAUD saat Tim studi melakukan kunjungan observasi, 6 Februari 2013 (Foto: Dok SEN-PAUD/SM)

Menyediakan Data untuk Edukasi Nutrisi yang Holistik

Masalah gizi merupakan faktor dasar dari berbagai masalah kesehatan bayi dan anak-anak. Permasalahan gizi di Indonesia terhitung kompleks, selain kekurangan energi protein (kurus dan pendek), kekurangan vitamin A, anemia gizi besi, dan kekurangan yodium, pada saat yang sama terdapat permasalahan kelebihan gizi (overweight). Masalah gizi dan nutrisi terjadi diantaranya karena akses pada pangan rendah; makanan ibu hamil kurang kalori dan protein atau terserang penyakit; bayi baru lahir tidak diberi kolostrum; bayi sudah diberi Makanan Pendamping ASI (PA-ASI) sebelum usia 4/6 bulan; pemberian makanan padat pada bayi terlalu lambat; anak dibawah dua tahun diberi makanan kurang atau densitas energinya kurang; makanan tidak memiliki kadar gizi mikro yang cukup; penanganan diare yang tidak benar; dan makanan kotor yang terkontaminasi.  

Melihat kompleksnya permasalahan nutrisi serta belum efektif dan lemahnya komitmen terhadap pembangunan gizi, seluruh komponen masyarakat perlu berpartisipasi dalam penanggulangan masalah gizi. Untuk hasil yang optimal dalam penanggulangan masalah gizi diantaranya dengan edukasi nutrisi. Dalam pelaksanaannya, pemerintah perlu didukung oleh pihak swasta, donor, perusahaan dan Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi massa, tokoh masyarakat, guru, dan orang tua.

Pakar nutrisi menyebutkan, edukasi ini perlu dilakukan secara integral dengan keseharian manusia yaitu edukasi yang bersifat holistik yang menyentuh seluruh aspek dari tubuh manusia. Sehingga edukasi tidak hanya berhenti pada tataran fisik dan intelektual saja tetapi juga harus mengolah rasa dan menyentuh jiwa seperti yang diteladankan oleh pujangga dan tokoh pendidikan Indonesia seperti Mangkunegoro IV lewat sembah cipta, rasa, dan karsa dalam Wadatama; Ronggowarsito dalam Jangka Jayabaya; dan juga Ki Hadjar Dewantara dengan Taman Siswa-nya.

Latar belakang di atas adalah pendorong SurveyMETER untuk melakukan penelitian independen dengan judul Studi Edukasi Nutrisi PAUD. untuk memberikan pemahaman tentang penyelenggaraan PAUD, proses pembelajaran serta peran tenaga pendidik yang berkaitan dengan program pembelajaran dan tumbuh kembang anak; menganalisis pengaruh edukasi nutrisi dari orangtua dan pendidikan yang diberikan guru dengan kemampuan profesionalnya dalam mendidik anak yang akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak; pengaruh pemberian edukasi nutrisi secara integral pada orangtua terhadap peningkatan pengetahuan orangtua yang memberikan dampak pada peningkatan gizi dan kesehatan anak. Selain peningkatan gizi anak diharapkan edukasi nutrisi akan memberikan dampak yang lebih pada perilaku dan kepercayaan diri orangtua dalam masalah nutrisi anak.

Studi ini disuport oleh Knowledge Sector AusAID. Pelaksanaan ini 2 sampai 3desa/kelurahan di mewawancarai 360 fasilitas PAUD/Pendidikan Anak Usia Dini (TK/KB/SPS) dan 1800 orangtua anak tersampling. Sampel fasilitas PAUD dalam penelitian ini diambil dari fasilitas PAUD formal yaitu TK/RA dan PAUD non formal yaitu KB (Kelompok Bermain) atau SPS (Satuan PAUD Sejenis) yang ada di satu desa.

Sementara perkembangan pelaksanaan studi ini, menurut salah satu koordinator pelaksana lapangan, Lazimah SE, sudah dilakukan proses entri data. “Kita menjadwalkan akhir bulan Maret selesai double entry dan laporan akhir lapangan bisa selesai pada akhir bulan April,” papar Lazimah. [Jen Fauzan]